Bab 348

Calvin menggenggam tangan Maisha dan menghiburnya, “Jangan menangis. Aku akan membantumu menemukan putri kandungmu. Kamu dan Selena pasti masih banyak yang ingin dibicarakan, jadi aku tidak akan mengganggu kalian.”

Hanya dua orang yang tersisa di ruangan itu. Selena dan Maisha saling berpandangan. Untuk sesaat. mereka berdua belum bisa beradaptasi dengan identitas mereka saat ini.

Maisha yang pertama kali memecah suasana yang aneh ini. Dia memegang tangan Selena dan berkata, “Tidak peduli apakah kita adalah ibu dan anak kandung atau bukan, pada akhirnya aku yang berutang padamu. Sekarang aku menderita penyakit yang tak bisa disembuhkan, ini adalah pembalasan bagiku.”

“Bibi Maisha, Jangan bilang begitu. Sumsum tulang yang cocok pasti akan ditemukan, kamu harus istirahat dengan baik.”

“Bagaimana kabar ayahmu?”

“Dia…”

Selena menggelengkan kepalanya. “Masih seperti biasa.”

Kejadian di rumah sakit telah ditutupi oleh pihak atas, orang biasa tidak tahu apa yang terjadi.

Bahkan Selena pun tidak tahu jumlah korban yang tepat.

“Jika ayahmu sudah bangun, tolong bantu sampaikan permintaan maafku. Aku lah yang telah menyakitinya selama ini. Dia adalah orang yang sangat baik dan tidak pantas menerima semua penderitaan ini.”

Orang baru akan menyadari keindahan yang tidak pernah mereka temukan sebelumnya ketika mereka berada dalam situasi putus asa.

Meskipun Selena telah menunggu selama lebih dari sepuluh tahun, ketika dia melihat Maisha yang terbaring di ranjang rumah sakit, simpul di hatinya sudah terlepas.

Sebagai seorang ibu, dia memang tidak kompeten, tetapi hubungan darah memang ajaib.

Mereka tidak memiliki hubungan darah yang sama, sehingga hubungan mereka begitu dingin.

Kondisi Maisha tidak baik, dan dirinya juga tidak bisa berkata banyak. Sebenarnya, situasi merekal berdua saat ini cukup canggung, dan tidak ada banyak hal yang bisa dibicarakan.

Selena meninggalkan beberapa pesan sebelum meninggalkan rumah sakit.

Dia berdiri di persimpangan jalan, melihat mobil yang terus lalu–lalang.

Dia merasa bingung, padahal ada begitu banyak hal yang harus dilakukan, tetapi dia tidak tahu harus

+15 BONUS

dari mana memulainya.

Maisha bukan ibunya, Arya kemungkinan besar juga bukan ayah kandungnya.

Di mana keluarganya yang sebenarnya?

Selama bertahun–tahun ini, apakah mereka telah menemukan keberadaan dirinya?

Kota Arama yang begitu besar, dirinya malah tidak tahu harus melakukan apa.

Perut Selena berbunyi keroncongan. Dia menghela napas dan menenangkan pikirannya. Dia akan menyusun rencana selanjutnya setelah sarapan.

Dia mengangkat kakinya dan berjalan ke kedai di dekatnya.

Hari ini badai dan hujan deras sudah agak reda, awan mulai menunjukkan tanda–tanda akan menghilang.

Selena menelepon Isaac. Dia ingin menanyakan masalah Leo.

Tidak peduli apakah Arya adalah ayah kandungnya atau bukan, sepanjang hidupnya, Arya sangat baik padanya dan memberikan cukup kasih sayang sebagai seorang ayah.

Perasaan ini telah melebihi hubungan ayah dan anak yang sebenarnya.

Isaac tidak dapat dihubungi melalui telepon. Hal ini membuat Selena agak khawatir.

Kemarin malam wanita itu mengatakan bahwa Leo ingin membalas dendam kepada Harvey. Mengapa telepon Isaac juga tidak bisa dihubungi?

Selena menunjuk nomor telepon Harvey dengan ujung jarinya, tetapi tidak segera menekannya.

Dirinya baru mencurigai adik Harvey tidak mati. Dengan sifat Harvey yang sangat menyayangi adiknya. mungkin dirinya belum selesai bicara, Harvey sudah marah.

Baiklah, dirinya akan melemparkan bukti ke wajah Harvey.

Selena memesan semangkuk mi kuah kecil dengan asal–asalan, minum setengah cangkir susu kedelai, dan setelah membayar, dia bergegas keluar bersiap untuk naik taksi ke pemakaman.

Belum sampai di tepi jalan, tiba–tiba terdedengar suara dan ada orang yang tiba–tiba jatuh di depannya.

Selena mundur ketakutan. Dia pikir orang-orang yang menculiknya berani melakukan kekerasan di siang bolong.

Ketika dia melihat lebih dekat, dia melihat seorang pria berpakaian rapi yang entah bagaimana telah jatuh tergeletak di depannya.

Wajah pria itu tertelungkup di tanah, memperlihatkan jam tangan mewah senilai miliaran di pergelangan

tangannya.

Itu pasti bukan pura–pura tertabrak.

+15 BONUS

Selena berjongkok dan menemukan pria itu sudah pingsan. Dari pengamatannya, tidak ada tanda–tanda darah di tubuhnya, dan wajahnya terlihat agak pucat.

Untungnya rumah sakit cukup dekat. Selena bersama orang yang lewat membawa pria itu ke rumah

sakit.

Perawat melambaikan tangan padanya dan berkata, “Keluarga pasien, silakan kemari untuk membayar

biaya.”

Selena dengan panik menjelaskan, “Aku bukan anggota keluarganya, aku hanya

Di bawah tatapan tak sabar perawat, Selena menghela napas tanpa berusaha menjelaskan lagi. Lebih

baik dia melakukan perbuatan baik sampai akhir.

“Baik. Aku akan segera membayar.

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report