Bab 420

Harvey menatap perawat itu dengan serius, mengira dirinya salah dengar.

“Apa kamu bilang? Transplantasi ginjal?”

“Ya, jika bukan karena transplantasi ginjal, buat apa Nona Selena menjalani banyak pemeriksaan?” jawab perawat dengan ekspresi terkejut.

“Tuan Harvey, operasi transplantasi ginjal rumah sakit kami memang telah dikenal di seluruh dunia, tapi karena sulitnya menemukan donor ginjal, kami harus segera

Harvey sudah berlari keluar sebelum perawat menyelesaikan ucapannya. Akhirnya dia tahu mengapa Sean yang bukan keluarga atau teman membantunya.

Selena ternyata sudah melakukan operasi pencocokan ginjal dengan Sean sejak awal.

Meskipun manusia tidak akan mati hanya karena kehilangan satu ginjal, tetapi hal itu akan berdampak pada tubuh. Selain itu, mengingat Selena masih muda, Harvey tidak ingin Selena mendonorkan ginjalnya

begitu saja. (1)

“Tuan Harvey, Nyonya sudah nggak di Kota Arama dan belum ada kabar mengenai Sean. Untuk sekarang kami belum bisa menemukan keberadaan mereka berdua.”

“Tuan Harvey istirahat dulu saja. Begitu ada kabar dari Nyonya, kami bakal segera mengabari Anda.”

Harvey telah melakukan berbagai upaya untuk mencari keberadaan Selena, tetapi Sean bagai hilang

ditelan bumi, tak terdengar lagi kabarnya.

Setiap hari Harvey tidak bisa tidur. Setiap kali menutup mata, dia bisa membayangkan ekspresi kaget

Selena ketika ditembak.

Pikirannya berdengung seolah ribuan serangga mengitari kepalanya, bahkan dia tidak mengindahkan Lanny yang coba menghiburnya..

“Kak.” Lanny memegang belalang kecil, hewan yang sering Harvey gunakan untuk menjahili Lanny

semasa kecil.

Namun, Lanny bukan lagi anak berusia tiga tahun, Harvey juga sudah dewasa.

Ada apa? Badanmu sakit lagi?

Lanny mengamati Harvey yang kelihatan kurus, sebelum menjawab. “Kak, aku tahu di mana Selena.”

Harvey yang hendak mengupas apel untuknya langsung menoleh dan menatapnya dengan heran. “Apa kamu bilang?”

“Isaac juga pergi beberapa hari lalu. Kalau tebakanku benar, mereka pergi ke pulau buat melakukan

operasi pada Arya.”

Lanny, kamu tahu di mana pulau itu?”

“Aku tahu.“jawab Lanny dengan mantap.

+15 BONUS

Setelah beberapa hari berlayar, kapal akhirnya berlabuh dan wajah Selena kembali berwarna.

Tangannya yang hampir lumpuh tidak bisa digerakkan sekeras apa pun dia berusaha sehingga hanyal

biarkan terkulai.

Isaac dengan penuh kesabaran membantunya turun dari kapal, pulau ini hampir mirip yang dia ceritakan

sebelumnya.

Laut biru, awan putih, pepohonan hijau, serta banyak buah–buahan, sekilas pandang membuat hati

terasa tenang.

“Kak Selena, jalan pelan–pelan, ya,” kata Isaac dengan penuh perhatian.

Selena bergerak dengan cepat, dia sudah tidak sabar untuk bertemu Arya.

Selain beberapa rahasia yang tidak diketahui, dia tidak memiliki keluarga lain.

“Isaac, bagaimana keadaan ayahku?”

“Kakak nggak usah khawatir, aku minta spesialis buat merawatnya. Paman Arya pasti aman dan sehat.”

Selena masih cemas, sampai dia melihat orang yang terbaring di ranjang, barulah merasa lega.

Walaupun Arya belum sadar, semua indikatornya normal.

Selena berlutut di depan ranjang. “Ayah, aku datang.”

Entah apa Arya mendengarnya, Isaac membantu Selena untuk berdiri.

Selena menangis sambil berkata lirih, “Makasih telah merawatnya, ayah satu–satunya keluarga yang

tersisa.”

Melihat keadaan Selena membuat Isaac merasa kasihan. Dia memalingkan wajah dan menjawab.” Tenang aja Kak Selena, aku bakal menyelamatkan Paman Arya.”

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report