Bab 108 Hobi Unik Theo

Hardy dapat merasakan ada yang aneh dengan mereka. “Key, siapa dia?”

Kayla yang dipanggil pun tersadar. Ketika dia hendak menjawab, terdengar Theo yang berada di belakangnya berkata, “Aku suaminya Kay. Karena sedang turun hujan, aku datang menjemputnya.”

Sembari berbicara, dia menarik Kayla masuk ke dalam pelukannya.

“Ya.

dia suamiku.” Ekspresi Kayla membeku. Dia berkata dengan canggung, “Dia agak nggak tahu malu, semoga Pak Hardy nggak keberatan.”

Hardy terhibur oleh kata–katanya. “Jangan merasa terganggu. Dia itu peduli padamu, tempat ini lumayan terpencil, loh.”

Jalanan ini dipenuhi dengan bangunan–bangunan tradisional dan restoran yang dipilih oleh Hardy tidak terlalu terkenal. Selain itu, lokasi juga agak terpencil. Sekalipun mengetahui nama jalan, tempat ini tetap sulit ditemukan.

Dilihat dari reaksi Key, sepertinya dia juga tidak tahu Theo akan muncul di sini. Artinya, dia tidak mengirimkan lokasi.

Hanya dari hal ini, Hardy dapat menyimpulkan bahwa Theo sangat peduli padanya.

Kayla terpaksa mengangguk setuju.

Setelah mengantar Hardy pergi, sikapnya pada Theo berubah drastis. Dia seperti sedang main opera. Kenapa kamu datang ke sini?”

Dia tidak percaya ini hanya kebetulan.

Kalau mereka begitu berjodoh, mereka tidak akan melangkah sampai ke tahap perceraian.

“Axel bilang kamu sedang makan di sini.”

“Kamu menyuruh orang membuntutiku?”

Bisa dibilang tempat ini ribuan kilometer dari gedung Perusahaan Oliver. Hari ini adalah hari kerja, kalau

bukan karena perintah Theo, Axel mana mungkin tahu dia sedang makan di sini.

Theo tidak membantah, dia langsung menarik Kayla masuk ke dalam mobil.

Kayla mengangkat alisnya sambil bertanya dengan nada sinis. “Jadi kamu datang untuk mengantarku

pulang?”

Kayla tidak mencoba untuk keluar dari mobil. Pertama karena tangannya dipegang oleh Theo. Dia sudah mencoba dan tidak bisa dilepaskan. Kedua karena dia tidak mau menunggu taksi di tengah hujan seperti ini. Dia bukan tokoh utama drama sedih yang menyulitkan diri untuk memperlihatkan betapa kuatnya

#15 BONUS

dirinya, apalagi sampai harus mempermalukan diri sendiri.

Karena ada yang datang menjemputnya, dia tidak mungkin menolak. Apalagi separuh mobil ini adalah

miliknya.

Theo menjawab, “Bukan.”

Kayla membelalakkan matanya dengan kaget.

Theo mengaku begitu saja. Memang benar pria ini sangat tidak tahu malu dan bermuka tebal.

Theo memerintahkan Dafa, “Pergi ke mal.”

“Sudah malam, ngapain pergi ke mal?” tanya Kayla sambil mengerutkan kening.

“Belanja.”

“Apa kamu….

Gila!

“Bukannya mau bercerai?” Theo memandangnya. “Aku nggak setuju untuk bercerai dan kamu juga kalah di pengadilan. Sebaiknya kamu memikirkan cara untuk menyenangkanku, kalau aku senang, mungkin aku akan setuju untuk bercerai.”

Kayla tertegun.

Kata–kata ini berhasil memicu amarahnya hingga membuatnya tidak bisa menolak.

Melihat ekspresinya, Theo tahu bahwa dia setuju. Theo mengerutkan bibirnya dan suatu senyuman pun muncul di wajahnya. Namun, senyuman itu segera tergantikan oleh ejekan.

Karena Theo tidak menyebutkan mal yang ingin dikunjungi dan sekarang sudah larut malam, Dafa punt berkendara menuju mal yang buka 24 jam.

Selain mal, di sini juga adalah kuliner jalanan, pasar malam… dan sebagainya.

Singkatnya, tempat ini cocok untuk berkencan.

Begitu membuka pintu mobil, berbagai jenis kebisingan masuk ke dalam mobil. Setelah turun mobil, Kayla langsung berdiri di samping dan menunggu Theo jalan duluan.

Theo–lah yang ingin berbelanja, dia tidak tahu apa yang ingin dibeli Theo.

Awalnya, Kayla mengira Theo akan berjalan di depan dan dia akan mengikuti dari belakang. Meskipun dia mengenakan sepatu hak tinggi, pada dasarnya pria tidak terlalu tertarik untuk berbelanja. Jangankan lima sentimeter, sekalipun tinggi sepatunya sepuluh sentimeter, dia juga bisa bertahan.

Theo melangkah mundur dan berbalik untuk melihat Kayla yang masih berdiri di posisi awal. Dia mengulurkan tangannya untuk menggandeng Kayla, lalu menarik Kayla ke sampingnya sambil berkata, Kalau aku ingin mengajak bawahan berbelanja, aku bisa mengajak sekretarisku. Kenapa harus pergi jauh

+15 BONUS

-jauh untuk menjemputmu?”

Kayla hendak membantah, tetapi mengingat bahwa dialah pihak yang lemah, dia pun tersenyum sambil berkata dengan pelan, “Oke, Tuan, Silakan jalan, hamba akan memapah Anda.”

Theo menatap senyuman palsu di wajahnya sambil berkata, “Kamu dan … diam, jangan tertawa.”

Awalnya Theo ingin bertanya apakah Kayla juga bersikap seperti ini ketika berbelanja dengan Davin, tetapi setelah dipikir–pikir, dia pun mengurungkan niatnya.

Kayla berhenti tersenyum dan menatapnya dengan ekspresi datar.

Theo tertegun.

Bagus, dia menjadi makin kesal.

Lantai pertama mal menjadi produk perawatan kulit, sepatu dan manisan. Setelah membawa Kayla

mengelilingi lantai pertama, Theo baru masuk ke lift dan naik ke lantai dua.

Kayla mencoba mengeluarkan tangannya dari genggaman Theo, tetapi tidak berhasil.

Awalnya, dia mengira Theo akan langsung naik ke atas karena lantai dua menjual pakaian dalam dan busana wanita, tetapi kenyataannya tidak.

Kayla melirik pakaian dalam yang memukau dan aksesori seksi di kedua sisi, lalu mendekat dan bertanya dengan pelan, “Apa kamu punya hobi unik yang nggak diketahui orang–orang?”

Kalau tidak, mengapa Theo ingin mengunjungi toko pakaian dalam?

Theo menyipitkan matanya. “Kalau aku bilang ya, kamu bersedia mencobanya untukku?”

Kayla menjauhkan kepalanya, dia seperti seekor burung puyuh.

Mal ini terbagi menjadi sisi Utara dan Selatan, setiap lantainya sangat luas. Theo tidak memasuki satu

toko pun di lantai pertama, kedua dan ketiga, SE

belum berniat untuk masuk.

keempat menjual busana pria, tetapi Theo masuk

Dia hanya membawa Kayla melewati seluruh toko. Alih–alih berbelanja, bisa dibilang dia seperti sedang melakukan inspeksi kerja. Namun, seingat Kayla mal ini bukan milik Perusahaan Oliver.

Berbelanja apaan? Pria ini hanya ingin menyiksanya.

Kayla menunjuk pakaian yang dikenakan di sebuah patung sambil berkata, “Pakaian itu bagus. bagaimana kalau kamu mencobanya?”

Musim mode baru akan segera tiba. Sebagian besar pakaian yang dipajang di toko agak… norak.

Theo melihat ke arah yang ditunjuk Kayla. Itu adalah sebuah jas hijau bermotif. 1

Dia memandang Kayla yang memiringkan kepala sambil tersenyum padanya.

+15 BONUS

Jakun Theo bergerak. “Ayo.”

Kayla hanya ingin mencari tempat duduk. Bagian belakang kakinya sudah luka, jadi dia menyuruh Theo pergi mencoba kemeja hijau itu. Dia juga sudah berpikir untuk memilih pakaian yang lebih sederhana kalau ditolak Theo. Saat itu tiba, Theo pasti akan sungkan untuk menolak. Namun, tak disangka Theo akan langsung setuju.

Kayla buru–buru menariknya masuk ke dalam toko. Setelah duduk di sofa, dia pun menunjuk pakaian itu. sambil berkata pada pelayan toko. “Ambilkan ukuran yang cocok untukny

Ketika Theo masuk ke ruang ganti, dia membisikkan sesuatu kepada pelayan toko yang sedang menunggu di samping. Pelayan toko itu pun mengangguk dan pergi.

Pada dasarnya, pria tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengganti pakaian. Beberapa menit kemudian, Theo keluar.

Perlu diakui bahwa pria yang memiliki tubuh kekar dan wajah tampan akan cocok dengan pakaian apa pun. Sekalipun itu adalah jas bermotif bunga yang mencolok.

Pelayan toko yang baru saja pergi kembali dengan terengah–engah. Dia berjalan ke arah Kayla. Ketika menghampiri Kayla, dia kebetulan melewati Theo. Theo pun mengambil kotak di tangannya sambil berkata, “Terima kasih.”

Theo berjalan ke sofa, lalu berjongkok, Dia membuka tutup kotak dengan satu tangan dan memegang pergelangan kaki Kayla dengan tangan lainnya….

Recharge Promo: 5000 Bonus Free

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report