Bab 1031

"Apa kamu bilang?"

Saat mendengar hal ini, Tracy sedikit terbawa emosi. Bagian tubuhnya yang tertancap jarum perak segrra menimbulkan rasa sakit yang luar biasa, darah berwarna merah gelap perlahan lahan mengalir keluar...

"Saat sedang menjalani akupuntur, tidak boleh emosi." Tabib Hansen buru-buru berseru, “Jika ada masalah, nanti baru dibicarakan lagi. Keluarlah dulu!"

"Baik, baik, baik, maaf," Naomi keluar dengan panik.

"Kak Tracy, kamu jangan memendam emosi. Jika ada masalah, dibicarakan lagi setelah pengobatan selesai." Amanda buru-buru menenangkan, "Tadi begitu kamu emosi, jarum pun menusuk ke dalam. Sekarang sangat sakit, kan?"

"Masih baik-baik saja..." Tracy sudah sangat kesakitan hingga tidak bisa berbicara. Namun, dia tetap menggertakkan gigi dan berkata dengan bersusah payah, "Amanda, beri tahu Naomi untuk bersiap-siap dan tunggu aku,"

"Kak Tracy..."

"Cepat pergi!"

Awalnya Amanda ingin menasihati Tracy, tetapi Tracy terlihat sangat panik. Dia takut Tracy emosi lagi, maka dia pun hanya bisa pergi menyampaikan pesan itu.

Awalnya Naomi berdiri di depan pintu sambil menunggu perintah. Sekarang mendengar pesan yang disampaikan oleh Amanda, dia pun segera merespons, "Baik, Nona Tracy tenang saja, saya akan melaksanakannya."

"Semua orang dengarkan perintah, siapkan mobil dan senjata. Setelah Nona Tracy selesai menjalani pengobatan, kita akan berangkat."

"Baik."

Tiba-tiba terjadi kejadian sebesar ini, semua orang yang ada di rumah menjadi sangat panik.

Bibi Riana sangat panik, dia pun buru-buru berlari ke kamar dan berniat untuk menelepon.

Naomi mengikutinya dengan cepat dan segera merebut ponselnya, lalu berkata dengan hormat, "Bibi Riana, Nona Tracy sangat menghormatimu. Kami pun tidak berani tak bersikap hormat padamu, tapi apabila kamu mau melakukan hal yang bersalah terhadap Nona Tracy, maka jangan salahkan aku jika bersikap tidak sopan!"

"Bukan, bukan..." Bibi Riana buru-buru menjelaskan, "Aku tidak pernah berpikir mau mengkhianati Nona Tracy. Aku hanya mau, hanya..."

Sudah bicara panjang lebar, Bibi Riana tetap tidak bisa bicara dengan jelas.

Dia pun hanya bisa menghela napas dan berkata, "Mereka adalah satu keluarga, aku tidak

berharap mereka berkonflik karena kesalahpahaman ini."

"Aku juga berharap ini adalah salah paham." Naomi mengernyit, "Bibi Riana, maaf."

Dia menoleh dan berpesan kepada pengawal lain, "Awasi mereka, jangan biarkan mereka menghubungi orang luar."

"Baik." Para pengawal segera mengawasi pelayan dari Keluarga Wallance, tidak membiarkan mereka menelepon.

Di dalam ruang pengobatan, melihat pergerakan di luar, Dixon menjadi sedikit tegang. Saat sedang menyeduh teh, tangannya terus gemetar.

"Lakukanlah tugasmu dengan tenang, tidak perlu takut." Tabib Hansen berpesan dengan nada datar.

"Apa Nona Tracy mau bertarung dengan Presdir Daniel?" Dixon sedikit tidak mengerti, "Pagi ini masih baik-baik saja, kenapa sekarang malah seperti mau berperang?" "Jangan ikut campur, kita hanyalah tabib!"

Tabib Hansen mencicipi teh dengan tenang, tidak berencana untuk mencampuri keputusan yang dibuat oleh Tracy.

"Baik." Dixon tidak berani banyak bicara lagi.

Tracy berendam di dalam tong obat itu dengan sekujur tubuh yang gemetar karena rasa sakit. Mengingat segala perbuatan Keluarga Wallance, hatinya terasa semakin sakit...

rasa SC

Demi anak-anak, dia berulang kali memaafkan Keluarga Wallance. Namun, Keluarga Wallance tetap tidak merasa bersalah, tidak menyesali segala perbuatan mereka dan meminta maaf, sebaliknya malah semakin kelewat batas, serta terus-menerus melakukan tindakan keterlaluan hingga menginjak batas terakhirnya!!!

"Tenangkan diri, jalanilah pengobatan dengan baik."

Di ruang sebelah, Tabib Hansen seperti merasakan sesuatu, maka dia pun berkata dengan suara rendah.

"Tidak peduli apa pun yang mau kamu lakukan, tetap harus punya sebuah tubuh yang sehat. Jika kebencian memasuki tubuh, kamu tidak akan bisa membuang racun di tubuhmu, malah akan membuat racun kembali masuk. Coba kamu pikirkan sendiri, mana keputusan yang benar?"

Mendengar perkataan ini, Tracy memejamkan matanya, berusaha sekuat tenaga untuk melupakan masalah balas dendam untuk sementara. Sekarang dia harus menenangkan diri dan menjalani pengobatan dengan baik...

Tadi hanya emosi sesaat saja, sekarang dia sudah merasakan rasa sakit perlahan-lahan menyebar di tubuhnya...

Di dalam otaknya, dia berulang kali menasihati dirinya sendiri, "Tracy, tenang, tenang...'

"Jangan marah demi pria brengsek itu.

Jangan merasa sakit hati demi keluarga yang tak punya perasaan dan egois itu, sungguh tidak layak...'

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report