Bab 1043
"Daniel, kamu bagus sekali!!!" Tracy menggertakkan gigi dan tersenyum dengan sinis, "Kalian keluarga Wallance sungguh sangat bagus!!!"
"Tracy......"
Ketika Daniel mau menjelaskannya, Tracy merebut pistol di tangannya kembali dan menembak ke arah Devina.
Di bawah kondisi mendesak, Devina menggunakan Tuan Besar untuk menghalanginya.
Daniel terkejut, dia buru-buru mendorong Tracy dengan panik.
Tembakan Tracy meleset.
Tetapi peluru Devina menggores bahu Tracy.
"Daniel!!!"
Tracy sangat marah dan langsung menembak Daniel.
Daniel tidak ada persiapan untuk mencegahnya, lengannya terkena tembakannya.
Pengawal keluarga Wallance segera mengarahkan pistol pada Tracy.
"Mundur semua!" Daniel berteriak dengan marah.
Mereka semua mundur dan tidak berani sembarang bertindak.
Sedangkan pengawal wanita dari keluarga Moore semuanya mengarahkan pistol dan mengepung kemari.
Dengan memanfaatkan situasi yang kacau, Devina yang menyandera Tuan Besar bersiap-siap mau melarikan diri, pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara elang yang mengejutkan hati orang. Roxy terbang ke arah Devina seperti panah tajam.
Reaksi Devina sangat cepat dan segera menembak elang itu.
Sayap elang terkena satu tembakan, tetapi tetap menukik dengan ganas dan menyerang Devina.
Pistol Devina terpukul jatuh, dia bertarung dengan elang.
Awalnya Tuan Besar diseret oleh Devina, kedua kakinya tidak bisa berdiri tegak sama sekali, sekarang dia kehilangan pegangan dan tiba-tiba tumbang ke lantai.
Daniel buru-buru pergi menyelamatkan Tuan Besar.
Pada saat ini, Tracy bergegas kemari dengan pistol dan berteriak: "Roxy menyingkirlah!"
Elang mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit.
Devina kehilangan orang untuk dijadikan penghalang, Tracy menembak 2 tembakan ke lututnya
dor dor
Kedua lutut Devina berlutut di lantai, tetapi dia menopangnya dengan tangannya, tidak bersedia tumbang, dan masih tertawa dengan sombong: "Hahahahaha...." "Apa yang kamu tertawa, 'kan?" Tracy menyipitkan matanya dengan dingin.
"Apa kamu mendengar bunyi sirene?" Devina tertawa dengan sinis, "Kamu masih belum tahu, kan? Aku memasang alarm di tubuhku, asalkan aku terkena tembakan, ia akan lapor polisi secara otomatis
Aku tidak bersedia masuk penjara, namun, jika dibandingkan dengan dipukul mati olehmu, lebih baik aku mencari tempat untuk berlindung dulu, asalkan bisa hidup, aku bisa mencari kesempatan untuk melarikan diri.
Tracy, mau bertarung denganku, kamu masih sedikit lemah!!!"
"Aku akan membunuhmu!!!" Tracy sangat marah dan bersiap-siap mau menembak.
"Jangan!" Daniel buru-buru mencegahnya, "Serahkan dia pada polisi saja."
"Siapa yang berani menghalangiku, aku akan membunuhnya bersama."
Sekarang Tracy penuh dengan aura ingin membunuh dan tidak bisa mendengar perkataan apa
pun.
-Tracy, apa kamu mengira ini adalah negara Emron? Membunuh orang di sini adalah melanggar hukum." Devina memprovokasi dengan arogan, "Jika kamu membunuhku, kamu bersiap-siaplah untuk menghabiskan hidupmu di penjara.”
Dosamu sangat berat, kamu pantas mati!" Tracy langsung menarik pelatuknya, "Pergilah mati!!"
"Tunggu!" Tuan Besar tiba-tiba berteriak.
"Kakek...."
"Apa boleh membiarkanku berbicara beberapa patah kata padanya?" Tuan Besar memohon dengan ramah pada Tracy, "Aku mohon padamu!”
"Aku berikan satu menit!" Tracy tidak menyimpan pistolnya.
Semua pengawal keluarga Moore mengepung kemari dan mengarahkan pistol pada Devina.
Kali ini, meskipun langit runtuh pun, juga tidak ada orang yang bisa menyelamatkan Devina.
"Kamu terus bertanya padaku, mengapa sejak kecil hingga besar kamu selalu lebih hebat dari kakakmu, tetapi aku lebih sayang padanya dan tidak bersedia menyerahkan Grup Wallance padamu?" Tuan Besar menatap Devina dengan sedih dan berkata dengan mata merah.....
I DC
"Karena kamu selalu ingin menang dan ambisius sejak kecil, aku tahu bahwa kamu tidak boleh memegang kekuasaan, kalau tidak, akan terjadi masalah besar, makanya aku selalu menekanmu. 'Tidak disangka, aku berbuat seperti itu, malah membangkitkan pemberontakan di hatimu......"
"Omong kosong, untuk apa kamu mengatakan ini sekarang?" Devina sama sekali tidak ingin mendengarnya, "Jika kamu masih menganggapku sebagai putrimu, minta mereka untuk melepaskanku dan mengantarku pergi dari kota Bunaken!"
“Lupakan saja......" Tuan Besar tersenyum pahit, "Dosa yang aku buat sendiri, seharusnya diselesaikan sendiri!"
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report