Bab 1150
Setelah Daniel mengatakan itu, semuanya mulai mengerti.
Ada yang berspekulasi dan merasa Daniel memang seharusnya kembali ke Negara Maple untuk menangani masalah di sana. Meski dalam wasiat Tuan Besar tertulis bahwa dia meninggalkan semua asetnya untuk ketiga cicitnya, sekarang tetap saja Daniel yang harus mewakili mereka untuk mengurusnya.
Sekarang Presdir Devina sudah tidak ada, Tuan besar juga sudah tiada, tetap harus Daniel yang menangani semua masalah di sana....
Namun, dia tidak bisa mengumumkan semua hal ini, agar pihak tertentu tidak mengetahuinya.
Bagaimanapun, tim manajemen Grup Wallance tidak sepatuh orang-orang di Sky Well.
Jadi, mereka lebih menerima alasan, Daniel ingin menyelesaikan masalah di Negara Maple.
Semua orang pun menghela napas lega, hanya Direktur Toni dan Winnie yang terlihat seperti punya beban berat.
Setelah rapat, Daniel kembali ke ruangannya untuk menandatangani setumpuk dokumen penting terakhir..
Direktur Toni mengetuk pintu dan masuk, lalu bertanya dengan lugas, "Apa liburan Anda terkait masalah Nona Tracy?"
"Anda sudah melihat berita?"
Sekarang Daniel semakin menghormati Direktur Toni. Meski pak tua ini sangat keras kepala, saat perusahaan menghadapi masalah, pak tua ini selalu berjuang bersamanya dan tidak pernah menyerah. "Sudah." Direktur Toni menghela napas, "Ah, masalah di dunia ini tidak bisa ditebak, aku tidak mengerti percintaan anak muda, aku hanya berharap Anda tidak terpukul karena masalah ini...."
"Apa di mata Anda, aku adalah orang yang begitu kekanak-kanakan?"
Daniel terus menandatangani dokumen tanpa mengalihkan pandangannya.
"Anda benar-benar akan pergi ke Negara Maple?" Direktur Toni mengerutkan keningnya, "Yang aku tahu, Tuan Sanjaya sudah mengurus masalah di sana...."
"Ya, Paman Sanjaya memang sudah mengurus masalah di sana." Daniel menghentikan gerakan tangannya, "Aku mengajukan cuti bukan karena masalah kantor pusat. Sebenarnya karena aku sakit, jika masih tidak menerima pengobatan aku akan meninggal."
"Apa?" Direktur Toni sangat terkejut, "Anda jangan menakutiku."
"Sebaiknya Anda saja yang mengetahui tentang hal ini," ujar Daniel dengan ekspresi serius, "Aku sudah meminta pengacara menyiapkan surat wasiat. Jika terjadi sesuatu padaku, maka Anda dan Paman Sanjaya yang akan mengurus perusahaan. Warisanku akan kuberikan pada ketiga anakku...."
"Sakit apa?" Direktur Toni langsung panik.
"Tidak parah, tapi tetap ada risiko," ujar Daniel singkat, "Tapi, tetap harus berjaga jaga. Serah terima pekerjaan yang harus dilakukan, tetap harus dilakukan." "Tapi...."
"Tidak perlu khawatir, kemungkinan besar tidak akan merepotkan Anda." Daniel tersenyum, "Aku juga ingin menanganinya sendiri, bagaimanapun, Anda juga sudah berumur, tidak bisa bekerja terlalu keras lagi."
"Dasar bocah tengik, di saat seperti ini kamu masih bisa bercanda denganku." Direktur Toni sangat kesal, “Sebenarnya perkataan mana yang benar dan mana yang tidak? Bisakah kamu mengatakan yang sebenarnya padaku?"
"Yang kukatakan sekarang adalah kenyataan." Daniel menyerahkan sebuah dokumen pada Direktur Toni, "Anda dan Paman Sanjaya masing-masing memiliki dokumen ini satu rangkap, Anda harus menyimpannya dengan baik!"
"Apa ini?" Direktur Toni membuka dokumen itu dengan perlahan.
"Lihat saja pelan-pelan. Aku sudah selesai menandatangani dokumen, aku pergi dulu."
Setelah menandatangani dokumen terakhir, Daniel meletakkan pulpen, lalu berdiri dan pergi...
Direktur Toni membuka dokumen itu, ternyata isinya adalah surat wasiat Daniel....
Seperti yang Daniel katakan tadi, isi surat wasiat itu adalah jika Daniel meninggal, hak kepengurusan Grup Wallance akan diserahkan sepenuhnya padanya dan Sanjaya.
Seluruh aset Grup Wallance akan diberikan kepada ketiga anak Daniel, berikut rencana pembagiannya.
Bahkan, secara khusus dijelaskan, setelah Carlos berusia 12 tahun, dia bisa memilih untuk mengambil alih perusahaan di bawah bimbingan Sanjaya.
Sedangkan seluruh aset pribadi Daniel diberikan kepada Tracy, ibu dari anak anaknya!
Namun, masa berlaku surat wasiatnya adalah setahun. Jika terjadi sesuatu pada Daniel yang menyebabkannya meninggal dunia dalam jangka waktu setahun ini, maka akan dilaksanakan sesuai wasiat ini.... Setahun kemudian, wasiat ini akan hangus secara otomatis.
"Ini... ini...."
Tangan Direktur Toni yang memegang surat wasiat itu gemetar. Sekarang dia sudah percaya, Daniel benar-benar sakit, bahkan mungkin akan membahayakan nyawanya.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report