Bab 1173

"Wajar saja Nyonya Besar Louis memiliki pemikiran seperti ini." Tracy berpikir objektif, "Siapapun tidak akan mau anaknya menikahi seorang wanita tanpa mengetahui asal usulnya. Apalagi keluarga mereka adalah keluarga bangsawan."

"Tapi, hal seperti ini juga tidak bisa dipaksakan." Paula merasa sedih terhadap Tracy. "Menikah denganmu juga sangat menguntungkan mereka. Ia akan berganti gelar menjadi Tuan Duke Louis, sehingga nantinya akan sangat memudahkan keluarga mereka masuk ke dalam dunia bisnis."

"Terlebih lagi, juga tidak ada yang memaksa untuk menikahinya. Sejak awal Nona sudah bilang padanya, bahwa Nona tidak memiliki perasaan apapun padanya. Ia yang menangis memohon-mohon untuk dapat menikah dengan Nona. Padahal masih belum menikah, tapi mereka sudah terburu-buru ingin menimang cucu. Memangnya mereka menganggap Nona sebagai apa?"

Tracy memelototinya sejenak.

Paula menutup mulutnya, tidak berani bersuara sedikitpun. Hatinya langsung merasa tidak nyaman.

"Katanya mereka tidak ingin ikut campur dalam urusan dunia luar, tapi aku lihat tampaknya tidak seperti itu." Naomi juga tidak dapat menahan dirinya untuk berkata, "Mungkin saja karena mereka tidak mampu bersaing dengan keluarga kerajaan, sehingga mereka berkata seperti itu demi nama baik mereka."

"Bisa jadi." Tracy tersenyum pahit, "Orang yang sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam urusan dunia itu hanya Duke seorang."

Sejak awal ia sudah mengetahui kalau keluarga Duke tidak sesederhana itu...

"Aku merasa Tamara juga tidak sepolos itu." Naomi tertawa mencibir, "Tadi ketika Nyonya Besar Louis memberi hadiah, ia terus menatap Nona dengan pandangan seperti...."

Naomi memikirkan bagaimana untuk menjelaskannya, "Seperti memancarkan rasa mendambakan dan kehilangan."

"Ya, benar." Tracy menganggukkan kepalanya dan memuji Naomi.

"Apa maksudnya?" Paula masih tidak mengerti, "Apa yang ia dambakan, dan kenapa ia merasa kehilangan?"

"Mendambakan kekuasaan dan kedudukan, merasa kehilangan atas semua yang dapat dimilikinya...." Naomi menambahkan, "Paula, ada tugas yang harus kamu kerjakan.”

SENGAN

"Apa?" Paula masih kurang begitu paham.

"Coba selidiki apa sebenarnya hubungan Tamara dengan Duke." Naomi berkata dengan pelan.

"Bukankah ia adik sepupunya?" Paula bertanya tanpa pikir panjang.

"Adik sepupu juga ada yang berasal dari keluarga dekat atau sudah beda beberapa keturunan. Keluarga kerajaan Fraund sepertinya juga menerima pernikahan sedarah yang sudah berbeda beberapa keturunan. Mungkin..."

Naomi mengamati raut wajah Tracy, lalu berkata dengan hati-hati, "Meskipun Duke sepertinya bukan tipe orang yang suka berubah-ubah pikiran, tapi mungkin saja ada orang lain yang memiliki niat jahat." "Aku paham." Paula tiba-tiba menyadarinya, "Tenang saja. Serahkan masalah ini padaku."

"Yang terpenting sekarang ini adalah keamanan anak-anak. Jangan terlalu memikirkan hal-hal lain." Tracy berkata dengan datar, "Paham?" "Tenang saja, Nona Tracy." Naomi berkata dengan penuh percaya diri. "Orang tidak penting seperti itu dapat dengan mudah kita hadapi." "Baiklah. Sebaiknya kalian istirahat lebih awal."

Tracy meletakkan cangkir kopinya, lalu bangkit berdiri meninggalkan ruangan itu.

Paula dan Naomi segera mengikutinya.

Setibanya di lantai atas, Tracy berpapasan dengan Duke yang baru keluar dari kamar Ibunya.

Duke menjelaskan dengan canggung: "Tracy, jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan Ibuku barusan. Aku sudah berbicara dengannya." "Tidak apa-apa, aku mengerti." Tracy berkata dengan lembut, "Apa Nyonya Besar sudah tidur?"

"Iya." Duke mengangguk, "Kamu juga sebaiknya istirahat lebih awal. Ini sudah malam."

"Baiklah." Tracy beranjak berjalan memasuki kamarnya.

"Tracy...." Duke tiba-tiba memanggilnya. Tracy pun berpaling menatapnya, "Ya?" "Tidak apa-apa. Selamat malam." Duke menatapnya dengan lembut.

SE

"Selamat malam." Tracy tersenyum kecil menatapnya, lalu menutup pintu kamarnya.

Semua pemandangan ini dilihat oleh Tamara. Namun, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Naomi mengawasi di sisi lain koridor itu. Bibirnya tersenyum mencibir, seolah-olah ingin melihat kapan Tamara akan menunjukkan wajah aslinya...

Tracy kembali ke kamarnya dan segera berendam dalam bak mandinya. Wajahnya berubah muram mengingat perkataan Maggie tadi, serta melihat tatapan Duke yang menyala-nyala.

la mengira karena ia sudah tidak memedulikan perasaan cinta lagi dan hanya mengutamakan kepentingan banyak orang saja, membuatnya tidak berkeberatan menikahi Duke. Namun sekarang ia baru menyadari, ternyata ada beberapa hal yang benar-benar tidak dapat dipaksakan...

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report