Bab 1465
Begitu menyelesaikan perkataannya, pria itu menarik pelatuknya, bersiap-siap untuk menembak...
Pada saat ini, Ryan yang sambil membawa Carla, bergegas masuk ke dalam: "Tuan Daniel!!"
Saat membuka pintunya, terlihat ada seseorang yang siluetnya sama persis dengan Daniel, Ryan tercengang, Mata Carla juga melebar dan terkejut....
Namun Ryan dengan cepat kembali tersadar, bergegas maju dan merebut pistol itu.
Tetapi saat itu juga, ada sebuah peluru ditembakkan dari belakang dan mengenai Ryan.
"Ahh-" Carla melebarkan matanya dengan ketakutan, boneka yang ada di dalam pelukannya terjatuh di lantai.
“Sshh~” Pria misterius itu menggerakkan tangannya dan membuat isyarat untuk meminta Carla diam, lalu dia mengangkat pistolnya dan membidik ke arah Daniel, "Matilah kau, Daniel!!!"
Saat ini, Daniel mengerahkan kekuatannya yang terakhir untuk meraih tangannya dan menjeratnya, lalu berteriak dengan keras: "Carla, cepat lari!"
Kedua kaki Carla gemetaran dan lemas, seolah-olah terpaku di tempat, ia tidak bisa bergerak.
Roxy si burung beo yang terbang di samping telinga Carla, mengikuti perkataan Daniel, ia terus menerus berkata: "Carla, cepat lari, Carla, cepat lari!"
Barulah saat itu Carla kembali tersadarkan, ia bergegas lari keluar.
Di saat ini, bagian luar sudah dikelilingi oleh api besar yang mengamuk, begitu Carla berlari keluar, dia bertemu dengan beberapa pria baju hitam bertopeng, ia terkejut dan berteriak dengan histeris, orang- orang itu bersiap-siap ingin menangkapnya.
Lalu, Roxy si burung elang terbang masuk ke dalam dari jendela luar, ia mengalihkan perhatian pria-pria baju hitam bertopeng itu.
Kemudian Roxy si burung beo di depan memimpin jalan, Carla berlari mengikuti Roxy dengan menuruni tangga spiral.
Namun, setelah berlari beberapa langkah, seorang pria baju hitam bertopeng tiba-tiba menyerbu dan hendak menangkapnya dari belakang, ia terpeleset, lalu kehilangan keseimbangan dan jatuh terguling ke bawah darl tangga...
Di dalam ruangan, Daniel ditahan oleh pria misterius itu di atas meja, lalu ia menodongkan pistol itu ke kepalanya, menggertakkan giginya dengan marah—-
"Kamu pikir, kamu sekarang masih bisa melawanku? Aku beri tahu, malam ini, semua orang yang ada di sini harus mati, istrimu adalah milikku, hartamu adalah milikku, anakmu juga harus memanggil aku Papi. Aku akan menggantikanmu dan menjadi Tuan Daniel generasi yang baru, matilah kau Daniel!!!"
Dia menarik pelatuknya dan bersiap untuk menembak, namun pada saat itu juga, sebuah jarum perak tiba-tiba terbang masuk ke dalam, mengenai leher pria itu, seluruh tubuh pria itu terguncang dan sebelum dia bisa
bereaksi, dia sudah merasakan seluruh tubuhnya mulai mati rasa...
Sesosok siluet mungil melompat masuk dari luar jendela, berkata dengan wajah yang sebal: "Aku paling benci orang yang melakukan serangan secara diam-diam, jika memang ada kemampuan, bertarunglah langsung dengan orangnya."
Orang ini mengenakan jubah berwarna hijau tua, dari atas kepala sampai bawah kakinya terbungkus dengan kain yang rapat, hanya memperlihatkan sepasang mata yang terlihat jernih dan gesit, di pergelangan tangannya melingkar seekor ular kecil berwarna hijau, dalam kegelapan memancarkan cahaya dingin yang aneh.
"Kamu...." Pria misterius itu hendak mengangkat pistolnya dan membidik sosok mungil itu, namun ternyata tangannya tidak bisa diangkåt, dia mencengkeram lehernya, seluruh tubuhnya mulai berubah menjadi kaku.
"Apa?" Sosok mungil itu berkata dengan marah, "Aku ke sini untuk mencari anakku, tapi kamu malah membakar rumah ini, aku harus pergi kemana mencarinya?"
Pria misterius itu tidak berbicara, namun ia mencari kesempatan untuk menekan tombol remot pemanggil bantuan yang ada di tangannya.
Dengan cepat, beberapa pria baju hitam bertopeng masuk ke dalam.
"Dasar pria licik!"
Sosok mungil itu segera mengeluarkan sebuah bom asap berwarna merah, ia melemparkannya ke lantai, lalu seketika juga bom itu menyemburkan sekumpulan bunga api, kemudian melepaskan sekumpulan gas anastesi. Sekelompok pria baju hitam bertopeng itu segera menutupi hidung mereka, tidak berani maju ke depan.
Sosok mungil itu bersiap-siap untuk melompat keluar dari jendela dan pergi, di saat itu juga, ia tiba-tiba melihat Daniel yang terbaring di atas lantai dan perlahan-lahan kehilangan kesadaran, keningnya berkerut, lalu ia berkomat-kamit mengingatkan dirinya--
"Tabib Dewa, jangan mencampuri urusan orang lain, jangan mencampuri urusan orang lain, jangan mencampuri urusan orang lain!!!"
Dia mengeraskan hatinya, bersiap-siap untuk pergi, namun pada saat itu juga, ia secara tidak sengaja melihat sebuah bingkai foto di samping Daniel...
Di dalam bingkai foto itu, Daniel dan Tracy berpengangan tangan sambil berlarian di dalam hutan, Tracy menggandeng ketiga anaknya, juga Tini Witi Biti ketiga anak kecil itu, duduk di atas pundak Daniel... Ketiga anak kecil itu memeluk kepala Daniel, mereka tersenyum dengan bahagia, Daniel memandang mereka dengan penuh kasih sayang dan lembut. Tatapan mata Tabib Dewa langsung berubah, ia langsung memapah Daniel dan membawanya bersama-sama melompat keluar jendela dan kabur...
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report