Bab 1478
Direktur Toni dan Sanjaya tertegun, sebenarnya apa yang ingin dilakukan Tracy?
Ada beberapa direksi yang takut, karena mereka memegang jabatan dan pengoperasian penting di perusahaan saat ini. Jika mereka sungguh pergi, ditakutkan dalam sekejap perusahaan akan memasuki masa sulit dan tidak mudah untuk memperbaikinya.
"Tracy, kamu jangan keterlaluan!" Cody menggebrak meja dan berdiri, "Kalian semua sudah melihat wanita ini bertindak gegabah, dia memang ingin menghancurkan Grup Wallance..."
"Apa untungnya bagiku menghancurkan Grup Wallance?" ujar Tracy balik bertanya, "Meski kalian tidak mengakuiku, 'bagaimanapun juga, anak-anakku adalah penerus Grup Wallance selanjutnya, 'kan? Tuan besar telah menyerahkan seluruh sahamnya pada ketiga anakku."
Perkataan ini langsung mendiamkan semua orang di ruangan itu.
Orang-orang yang berdiskusi itu mulai berhenti berbicara dan hanya menatap bingung ke arah Tracy, tidak tahu apa yang ingin dilakukannya.
"Semua orang yang duduk di sini boleh mencurigaiku, tapi tidak boleh mencurigai keputusan Tuan besar dan suamiku."
Tracy berkata dengan nada mendominasi.
"Aku yakin kalian seharusnya sudah mengetahui wasiat Tuan besar sejak awal. Sebelum meninggal, dia meninggalkan semua asetnya untuk ketiga cicitnya. Aku adalah ibu dari ketiga anak itu, yang juga merupakan wali mereka.
Di saat yang sama, suamiku juga memberikan seluruh saham dan aset pribadi yang berada di bawah namanya kepadaku. Kalian sudah lama mengikutinya, seharusnya mengetahui dengan jelas, dengan kecerdasan dan kemampuan mereka, mereka tidak mungkin bisa dikendalikan oleh seorang wanita, 'kan?
Kenapa tidak bisa memercayai keputusan mereka? Tidak bisakah melihat kemampuan dan keteguhanku terlebih dahulu? Malah langsung mencari masalah dan menjatuhkanku? Apa untungnya menjatuhkanku bagi kalian? Jika Grup Wallance menjadi kacau balau, siapa yang akan memimpin? Apakah Cody?"
Mendengar perkataan ini, semua orang langsung menatap Cody.
Sanjaya diam-diam merasa gembira dalam hatinya, serangan Tracy ini sangat hebat, langsung mengarahkan ujung tombak kepada Cody.
Membuat orang lain mengira Cody berambisi dan ingin merebut posisi Presdir, makanya ia datang mencari masalah.
Ekspresi Cody langsung berubah dan segera menjelaskan, "Aku tidak bermaksud seperti ini, aku hanya berharap yang terbaik bagi Grup Wallance, juga pada Keluarga Wallance. Sejak awal Keluarga Moore memang tidak pernah berhubungan baik dengan kami, memangnya salah aku mengungkapkan kecurigaanku?"
"Tidak masalah kamu mengungkapkan kecurigaanmu, tetapi tidak seharusnya kamu menghasut yang lainnya." jawab Tracy angkuh, "Bukan peringatan ulang tahun perusahaan, juga tidak memberi tahu lebih awal, tiba-tiba 13 direksi dari kantor pusat yang datang bersamaan ke Kota Bunaken, bagaimana departemen
kalian bisa beroperasi dengan lancar? Kamu jelas-jelas ingin mengintimidasiku."
"Aku tidak bermaksud begitu, kamu jangan memfitnahku...."
"Ada atau tidak, apa masih perlu aku mengatakannya?" Tracy bertanya tanpa sungkan, "Semua orang di sini tahu jelas bagaimana kalian bisa menduduki posisi kalian sekarang."
"Kamu..."
"Aku tetap pada perkataan itu..." Tracy sudah tidak ingin berbicara dengan Cody lagi, lalu menatap para direksi yang ada di ruangan sambil berkata dengan mendominasi, "Siapa yang ingin pergi, bisa menandatangani surat pengunduran diri sekarang, aku akan segera menyetujuinya dan tidak akan berbicara omong kosong sepatah pun!"
Orang-orang itu saling berpandangan dan tidak bersuara.
Ada beberapa orang yang segera menundukkan kepalanya karena takut namanya disebut.
Sebenarnya tidak ada orang yang ingin pergi, bagaimanapun, menjadi direksi dan manajemen level atas Grup Wallance adalah harapan setiap orang.
"Cody..." Tracy mengalihkan pandangannya dan menatap Cody.
"Kenapa? Apa kamu masih ingin memaksaku untuk mengundurkan diri?" ujar Cody berteriak marah karena merasa malu, "Kuberi tahu padamu, itu tidak mungkin. Aku sudah berada di Grup Wallance selama 30 tahun, meski tidak berjasa, tetap saja telah bekerja keras. Aku tidak akan pergi."
"Baguslah jika tidak pergi." Tracy tersenyum dan melunakkan suaranya, "Karena tidak pergi, maka masih sekeluarga.
Setelah Daniel mengalami musibah, dunia luar mulai mengincar Grup Wallance kita. Kita seharusnya bersatu dan menghadapi musuh dari luar bersama!"
Setelah perkataan ini diucapkan, suasana di ruangan itu segera menjadi lebih hangat.
Tidak hanya memberi Cody langkah untuk mundur, juga menambah keintiman, semua orang yang duduk di sana layaknya satu keluarga yang sedang menghadapi satu masalah bersama.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report