Bab 1547
“Saat itu, Tuan Besar sendiri yang pergi memeriksanya, aku tidak ikut
mendampingi." Sanjaya tertunduk, lalu dengan serius berkata, "Selain itu, hanya Carlos yang diperiksa pada waktu itu. Carles dan Carla belum..."
"Kalau begitu benar, pasti telah terjadi kekeliruan." Cody segera menyahuti, "Bisa jadi hasil tes waktu itu palsu."
"Tutup mulutmu!" Tracy berteriak marah.
Cody pun terkejut. Sebelum ia dapat bereaksi, Sanjaya juga memarahinya, "Bukan giliranmu untuk ikut membicarakan hal ini."
“Paman Sanjaya..."
"Cukup!" Kali ini, Direktur Toni datang menghampirinya dan berkata, "Seperti yang dikatakan Paman Sanjaya tadi, hari ini tolong kalian semua beristirahat di sini. Setelah hasilnya keluar, baru bersama-sama membahas bagaimana harus menyelesaikan masalah ini."
"Baik, baik, tidak masalah."
Semua orang menganggukkan kepalanya.
"Bagaimana dengan anak-anak?" Tracy bertanya dengan panik, "Apa Paman sudah membawa mereka?"
"Jangan khawatir." Sanjaya berkata pelan, "Aku hanya memberitahu mereka kalau hari ini akan melakukan pemeriksaan. Mereka juga tidak mengetahui akan melakukan pemeriksaan apa. Saat ini mereka sedang berada di ruang bermain lantai 17. Sebentar lagi, aku bersama Direktur Toni akan mengantar dokter ke atas untuk mengambil darah anak-anak, baru turun ke bawah untuk mengambil darah Tuan Daniel."
Tracy menutup matanya. Ia paham ia tidak dapat keluar dari situasi sulit ini....
Saat itu juga, ada sekretaris yang masuk ke dalam untuk melaporkan para petugas medis dari Rumah Sakit Kasih telah tiba.
"Tracy/kamu dan Presdir Daniel sebaiknya beristirahat di ruangan Presdir terlebih
Direktur Toni memperingatkan, "Kalian semua jaga Presdir dan Nyonya baik-
dulu
baik."
"Baik."
Saat ini, meskipun Direktur Toni dan Sanjaya tetap memercayai Tracy, namun
urusan pekerjaan harus diprioritaskan.
Demi alasan keamanan, mereka masih mengatur sekelompok orang untuk melindungi 'Daniel.
Tracy kini telah kehilangan kendali atas situasi ini.
Meskipun 'Daniel masih merasa gelisah, namun hatinya terasa tenang setelah mendapat dukungan orang-orang di belakangnya. Hanya saja, setelah wajahnya ditampar tadi, ia masih memelototi Tracy dengan penuh amarah......
"Nona Tracy...." Paula menuangkan segelas air untuk Tracy. Ia membungkuk mendekatinya dan bertanya dengan pelan, "Sekarang bagaimana? Apa perlu kita membongkar kedok penipu itu?” "Diam." Tracy membentaknya dengan pelan.
Paula bergegas menutup mulutnya, tidak berani berkata-kata lagi.
Tracy meneguk minumannya, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Naomi.....
Seandainya Naomi dapat menemukan 'Daniel' yang sebenarnya bersama Tabib Dewa tepat pada waktunya, maka seluruh permasalahan ini dapat dengan mudah terselesaikan.
"Nona Tracy!"
Setelah teleponnya tersambung, suara Naomi pun terdengar.
"Bagaimana?"
Tracy menelepon Naomi di depan Daniel, tidak berusaha menutupinya sedikit pun.
Meskipun Daniel tidak dapat mendengar percakapannya, namun melihat sikap Tracy seperti itu, Daniel pun panik membayangkan kemungkinan Tracy memiliki rencana. lain terhadap dirinya.
"Orang-orang sudah pergi. Aku telah bertemu dengan pemilik restoran beserta beberapa pegawainya. Sekarang sedang diinterogasi......."
Naomi berbisik melaporkan-
"Berdasarkan petunjuk yang mereka berikan, kemungkinan besar staf bagian. pembelian itu adalah Tabib Dewa. Karena, dua hari setelah insiden kebakaran itu, ia segera melamar kerja di restoran sambil membawa sekantung plastik besar berwarna hitam. Kalau dipikir kembali, mungkin isi dalam kantung plastik itu adalah Presdir Daniel..."
"Segera temukan orang itu." kata Tracy kalut. "Sekarang situasi genting. Keberhasilan atau kegagalan kita bergantung pada hal ini."
“Apa telah terjadi sesuatu?” Naomi dapat merasakan ada yang tidak beres.
"Kamu tidak perlu memedulikan masalah ini, cukup cari saja orang itu secepat mungkin." desak Tracy.
"Baik, aku paham." Naomi menganggukkan kepalanya. "Aku telah menghubungi Kak Jeff untuk meminta bantuannya...."
"Benar. Kerahkan seluruh tenaga. Kalian harus segera menemukannya."
"Baik."
Setelah mengakhiri teleponnya, Tracy mengangkat wajahnya menatap 'Daniel'. Ia sekarang terlihat begitu gugup dan panik. Mendengar percakapan pendek Tracy tadi, ia sepertinya dapat menebak, mungkin Tracy sudah menemukan keberadaan Daniel......
Mungkinkah ia benar-benar tidak meninggal?
'Daniel' segera membuat alasan untuk pergi ke kamar mandi, lalu diam-diam mengirimkan pesan kepada otak di balik semua ini.
"Nona Tracy, apa perlu...." Paula menanyakan Tracy.
"Tidak perlu menahannya, biarkan saja dia pergi."
Tracy menyipitkan matanya, dengan muram menatap kamar mandi...
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report