Bab 1588
"Apa yang ingin kamu lakukan??"
Tracy meraung marah, tetapi pihak lawan sama sekali tak menghiraukannya, ia langsung menutup telepon. "Halo, halo...."
Tracy berseru dua kali, sayangnya telepon itu sudah mati.
Tracy benar-benar marah, hingga mematahkan ponselnya.
Paula yang berada di samping juga marah, "Sialan, jika aku menangkapnya, aku pasti akan membunuhnya."
Di saat ini, Tracy benar-benar mau runtuh, tetapi ia sedang berusaha menenangkan dirinya, ia harus tenang.
la lekas menyimpan video itu dan menyimpan nomor telepon yang mengirim video itu. Lalu, ia mengirimkannya pada Direktur Toni, memintanya melacak lokasinya. Kemudian ia memberikan video itu kepada Jeff, agar ia dapat menyelidiki dan mencari petunjuk berguna
dalam video itu.
Direktur Toni dan Jeff sangat marah ketika melihat video itu. Mereka mengumpat para penculik anak itu tidak berhati nurani dan gila, bahkan anak saja tak mereka lepaskan. Malahan Tracy yang menenangkan mereka, "Sekarang bukan saatnya mengumpat. Cari mereka dulu, harus segera menemukan petunjuk dari mereka."
"Tracy, jika hanya mengandalkan video saja, takutnya sulit melacak mereka, tapi aku punya cara." Direktur Toni dengan cepat menenangkan dirinya dan menyarankan. "Pasang perangkat pelacak dalam ponselmu. Jika orang itu menelepon lagi, kamu ulur waktu, dengan begitu aku dapat menemukan lokasi keberadaannya.
Tapi, ini juga beresiko. Jika kamu menelepon orang lain, aku juga dapat mengetahuinya..."
"Tidak masalah, aku percaya pada Direktur Toni." Tracy sudah tidak punya banyak pertimbangan lagi. Asalkan dapat menemukan anak dengan segala cara, "Segera pasang perangkat pelacak di ponselku." "Aku akan segera ke sana."
"Terima kasih."
Setelah telepon ditutup, Tracy menelepon Jeff.
Jeff sudah mengamati video itu dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Dalam video itu gelap gulita, hanya ada sinar di wajah kedua anak, sama sekali tidak bisa menemukan petunjuk apapun dalam waktu singkat. Aku membutuhkan waktu untuk menyelidikinya."
"Harus cepat." Tracy sangat panik, "Semakin lama anak-anak berada di tangan mereka, anak-anak akan semakin berada dalam bahaya. Selain itu, orang itu hanya memberiku waktu satu hari. Jika besok kita masih belum menemukan anak-anak, aku sungguh harus bercerai dengan Daniel."
"Aku paham, aku akan mencari cara." Jeff menenangkannya, "Nona Tracy, Anda tenang saja. Aku rasa mereka tak akan berani menyentuh anak-anak untuk sementara, seharusnya ada banyak hal yang mereka ingin Anda lakukan."
"Tapi aku sangat cemas, Carlos dan Carles masih kecil..."
Suara Tracy menjadi serak.
"Baik, baik. Aku akan segera mencari cara." Jeff buru-buru menenangkan, "Jangan cemas, kita pasti bisa menyelamatkan mereka."
"Terima kasih."
Setelah menutup telepon, Tracy terduduk lemas di atas sofa. Tadi ia perlu mengurus beberapa hal, jadi ia terus mengendalikan perasaannya agar dirinya tetap tenang, tetapi sekarang...
la sudah tak tahan lagi.
"Nona Tracy..."
Paula melihat Tracy dengan sedih, tidak tahu bagaimana menghiburnya.
"Keluarlah, aku ingin menenangkan diri sendirian."
Tracy memegang keningnya dan bersandar pada sofa. Ia benar-benar lemas sekarang.
Ketika Paula hendak keluar, terdengar suara ketukan pintu, lalu Naomi masuk ke dalam, "Nona Tracy, Dokter Lily menelepon, katanya kita harus segera menjemput Ryan mereka pulang." "Apa? Kenapa?" tanya Paula panik.
"Mungkin mereka sudah mulai beraksi." Naomi berkata dengan cemas, "Sekarang rencana mereka takutnya akan dihancurkan oleh Ryan jika ia sadarkan diri. Jadi, mereka ingin melakukan sesuatu pada Ryan."
"Bagaimana dengan Hartono?" dalam sekejap Paula cemas.
"Hartono juga sama, tapi yang ia ketahui tak banyak, mungkin tak sebahaya Ryan." Hati Naomi sangat gelisah, "Nona Tracy, bagaimana ini?"
"Naomi ikut aku ke rumah sakit." Tracy lekas bergerak, "Paula, kamu pergi jemput Amanda dan Dixon."
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report