Bab 1613
Malam hari pukul 9.50, Tracy baru tiba di Hotel Phoenix, lalu ponselnya berdering.
la sedikit kebingungan ketika melihat nama penelepon. Betapa baiknya jika ini adalah suami aslinya, tapi....
Walaupun hatinya ingin melawan, tapi Tracy tetap menjawab telepon itu, "Halo!"
"Sudah datang belum?"
Terdengar suara familiar, tapi tetap bukan suami aslinya.
"Sedang di basemen." jawab Tracy datar.
"Tempat lama." Billy sangat senang, "Aku akan menunggumu di kamar."
Tracy tak menjawab, lalu mematikan telepon.
la benar-benar jijik ketika memikirkan pria menjijikkan yang akan ia hadapi itu. Entah trik apa lagi yang akan ia mainkan hari ini.
Malam ini tidak ada Danny yang membantunya, juga tidak mudah mengatur hotel seperti di bar. Ia hanya bisa berharap pada obat yang diberikan oleh Amanda...
Tracy memegang kotak kecil di dalam kantong celananya. Menarik napas dengan dalam dan mendorong pintu mobil.
Satu kakinya baru melangkah keluar, ponselnya tiba-tiba bergetar. Tracy melihat nama penelepon, lalu langkah kakinya kembali ke dalam mobil. Setelah duduk kembali di mobil, ia menjawab telepon itu, "Halo!"
"Ini aku." Suara Frisca sangat kecil dan serak, nadanya penuh hati-hati.
"Frisca?" Tracy sangat terkejut, tak disangka wanita ini masih bisa menghubunginya.
"Tracy, ada satu hal yang harus kutanyakan padamu. Tolong jawab jujur." Frisca bertanya dengan suara rendah, "Daniel yang sekarang, apakah dia adalah Daniel yang asli....?"
"Dia..."
Tracy baru saja ingin bicara, telepon itu sudah terputus. Ia memanggil Frisca beberapa kali, namun tak ada yang menjawab.
Tracy menelepon balik, tak ada yang menjawab teleponnya, la ragu-ragu apakah harus mengiriminya pesan atau tidak, ia takut ponsel itu jatuh ke tangan Sammuel. Ini akan menyulitkan Frisca. Jadi, ia tidak menelepon lagi. Ia berpikir karena Frisca sudali mulai mencurigai identitas "Daniel" ini, maka ia pasti sudah menemukan sesuatu, kedepannya tetap ada peluang meneleponnya lagi. Tracy menghapus catatan telepon, membawa ponsel, lalu turun dari mobil.
"Nona Tracy, Presdir Daniel sudah menunggumu."
Empat pengawal mendekat dan berkata dengan sungkan.
Tracy melihat empat orang pengawal asing di hadapannya. Mereka bukan orang-orang dari keluarga Wallance, juga bukan orang dari keluarga Amberson.
Sepertinya Billy melakukannya diam-diam, sembunyi dari Sammuel. Dengan begitu, dirinya bisa lebih bebas bergerak.
Tracy melirik ponselnya sekilas dan tak banyak bicara. la ikut mereka ke atas.
Tampilan lokasi Naomi menunjukkan ia dan Cecil sedang bersembunyi di gedung kantor sebelah hotel. Jika terjadi sesuatu dengan dirinya, mereka dapat kemari dengan cepat.
Ini adalah Presidential Suite, tempat di mana Tracy dan Daniel pertama kali berhubungan, kemudian Daniel sering membawanya kemari. Tak disangka, hari ini Billy malah berjanji bertemu di sini. Tracy melihat nomor pintu, ia mulai mengernyitkan kening.
Pengawal hendak mengetuk pintu, Billy sudah terlebih dahulu membuka pintu dan menarik Tracy masuk dengan tak sabar.
Tracy menyingkirkan tangannya dengan jijik dan bertanya dengan marah, "Apa maksudmu?"
"Apanya apa maksudku?"
Billy menutup pintu, lalu mendekat hendak menciumnya.
Tracy menghindari ciumannya dan mundur beberapa langkah, lalu memelototinya dengan dingin, "Apa yang kamu inginkan?"
"Ckck." Billy menatapnya dengan senyuman nakal, "Kucing liarku, temperamenmu tinggi sekali. Tampaknya semalam tidak cukup memuaskanmu!"
Tracy mengernyitkan kening, setiap kali mendengarkan ucapannya, ia merasa jijik.
"Sudah, sudah, jangan marah lagi." Billy membujuknya dengan lembut, "Coba lihat, apa yang kusiapkan?"
Tracy menoleh, di dalam kamar dipenuhi dengan mawar merah, di atas ranjang juga didekor bunga mawar berbentuk hati. Di tengah-tengahnya diletakkan sebuah kotak perhiasan yang mewah... "Coba kemari!" Billy menarik Tracy berjalan ke sisi ranjang, mengambil kotak perhiasan, dan menyerahkannya padanya, "Kamu pasti suka!"
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report