Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Bab 1624

Bab 1624

"Ugh..." Tracy tertegun sejenak, lalu memberi kode mata kepada Naomi, memintanya menutup pintu.

Naomi menutup pintu kamar dan menjaga di pintu.

"Dokter Heidy, kenapa Anda berkata demikian?" Tracy baru mulai mengobrol dengan Heidy.

"Walaupun aku percaya pada ilmu medisku, tapi aku juga tahu kemampuanku." Heidy tersenyum pahit, "Ryan sudah terbaring begitu lama, operasi juga telah dilakukan. Tetapi selalu ada kendala dalam perawatan. Kenapa dua hari ini ia tiba-tiba membaik?

Dan juga Tini, karena perlengkapan medis tak memadai. Aku sudah kehabisan akal, tapi setelah dua malam ini, ia tiba-tiba membaik. Satu orang membaik mungkin adalah keajaiban, tapi dua orang membaik dalam waktu bersamaan, pasti ada dokter ajaib yang ikut campur."

"Ini...." Tracy tak ingin Dokter Heidy mengetahui masalah Tabib Dewa, tapi ia juga merasa tak bisa menjelaskan...

Setelah terdiam beberapa saat, ia berkata lagi, "Sebenarnya ini tidak penting. Kakakku mengundangmu untuk menyembuhkan Tini. Sekarang Tini sudah membaik, Anda juga dapat memberi pertanggungjawaban padanya!"

"Bagaimana Anda bisa tahu, Kakakmu yang mengundangku kemari?"

Heidy sangat terkejut, ia sama sekali tidak membocorkan petunjuk apa pun.

“Di saat ini, jika bukan Kakak yang membantu, siapa yang bisa mengundangmu?" Tracy tersenyum cerah, "Bagaimanapun, keluarga Amberson dan keluarga Wallance sudah mengeluarkan ultimatum, dunia medis tak ada yang berani ikut campur. Jika bukan ada perlindungan dari kakak, memangnya Anda berani datang?"

"Benar juga." Ketika membicarakan ini, Heidy cukup emosional, "Bayaran untuk perawatan adalah masalah kedua, masalah utama ada resikonya. Tapi karena Tuan L bisa melindungiku, maka aku juga tak perlu takut."

"Benar sekali." Tracy menghela napas, "Karena Kakak mengutus Anda kemari, maka rawatlah dengan tenang. Aku akan menjelaskan padanya tentang hal lainnya."

"Jangan-jangan Tabib Dewa datang membantu?" tiba-tiba Heidy bertanya.

." Tracy tertegun, ia sama sekali tak menyangka Heidy tahu hal ini.

"Tampaknya tebakanku benar." Heidy sangat bersemangat, "Sejujurnya, uang sudah tak penting bagiku. Kenapa aku menerima perintah ini, karena tak hanya Tuan Lorenzo yang mencariku langsung. Ada juga alasan penting lainnya, yaitu aku ingin belajar dari Tabib Dewa, dokter medis legendaris itu."

"Ini..."

“Anda tenang saja, aku tidak akan membocorkannya pada siapa pun, termasuk Tuan Lorenzo." Heidy agak bersemangat, “Jika tidak, ia akan memintaku pulang ke negara Maple lebih cepat, aku jadi tidak bisa bertemu dengan Tabib Dewa."

"Bagus kalau begitu."

Tracy menghela napas lega, begitu lama berhubungan dengan Heidy. Ia baru tahu Heidy adalah orang yang berperasaan, tidak menyukai keuntungan dan reputasi. la sangat menyukai ilmu kedokteran dan tidak suka saling menipu. Jadi, ucapannya ini seharusnya tulus.

"Kalau begitu aku...." Heidy baru saja Ingin bicara, ponselnya berdering. Ia menjawab telepon dan mau tak mau terkejut, "Apa? Aku akan segera ke sana."

Setelah menutup telepon, Heidy berkata kepada Tracy, "Nona Tracy, aku harus pergi."

"Kenapa?" tanya Tracy.

"Teman baikku, Nona Frisca, terjadi sesuatu dengannya, aku harus segera ke sana." Heidy sangat cemas, "Kamu tenang saja, aku tahu kalian dan keluarga Amberson saling berselisih. Aku bersumpah, tidak akan membocorkan informasi apa pun."

"Keluarga Amberson seharusnya tidak tahu Anda membantuku, 'kan?" tanya Tracy dengan gelisah.

"Tidak tahu." Heidy menggelengkan kepala, "Masalah ini, mereka tidak boleh tahu. Begitu tersebar, aku juga akan kesulitan. Kamu tenang saja, aku mengerti."

"Kalau begitu, cepatlah pergi." Tracy berkata sambil mengernyitkan kening, "Nona Frisca seharusnya sangat membutuhkanmu sekarang."

"Baik." Heidy menganggukkan kepala, lalu lekas membereskan barang.

Tracy meminta orang mengantarkannya turun bukit, juga memilih mobil bersih dan aman untuk digunakannya.

Naomi bertanya dengan cemas, "Dokter Heidy tidak akan membocorkan informasi, 'kan?"

"Tidak akan, ia adalah orang yang pintar." Tracy sangat yakin.