Bab 1642
Tim pengacara dan bagian keuangan dengan cepat mengurus prosedurnya. Namun, sekarang sudah sore, paling cepat juga memerlukan waktu beberapa hari untuk bisa membagi saham.
Hanya saja, berdasarkan aturan hukum, sebelum prosedur pembagian saham selesai, "Daniel" sudah tidak punya hak untuk membuat keputusan apa pun.
Termasuk merekomendasikan Sammuel masuk ke dalam dewan direksi!
Dalam pertarungan ini, Tracy sudah termasuk menang.
Namun, bagi para pemegang saham, ini bagaikan lepas dari mulut harimau, masuk ke dalam mulut buaya.
Malah merugi lebih banyak.
Sekarang mereka tidak yakin Tracy adalah musuh atau teman, sehingga mereka sangat tidak tenang.
"Apakah kalian puas?"
Billy sudah menandatangani surat pembagian saham. Setelah menatap dingin ke arah Sanjaya dan Direktur Toni, dia pun berbalik dan pergi dengan marah... "Aku juga pergi dulu. Sampai bertemu tiga hari lagi!"
Tracy menyapa beberapa direktur dengan sopan, lalu bertukar pandangan dengan Sanjaya dan Direktur Toni. Setelah itu, dia pun pergi keluar dengan buru-buru. Naomi dan Anne buru-buru mengikuti...
Sebelum pintu lift tertutup, Tracy sudah melesat masuk, menghadang pintu lift dengan tangannya..
"Ada apa? Masih ingin menyombongkan diri?" Billy memelototinya dengan marah, "Jangan senang terlalu awal. Cepat atau lambat, kamu akan mengembalikan saham itu."
Tracy berjalan masuk ke dalam lift dengan sikap elegan, lalu berbicara dengan penuh makna, "Tidak peduli kukembalikan atau tidak, itu sudah bukan urusanmu."
"Apa maksudmu?" Billy malas meladeninya.
"Kamu masih belum pergi periksa ke dokter?" Tracy mengulurkan tangan untuk memegang wajah Billy, menekan dagunya, lalu berkata dengan iba, “Apa kamu tidak menyadari bahwa ada sebuah garis hijau samar-samar di pertengahan alismu?"
"Apa?" Billy tanpa sadar menyentuh pertengahan alisnya, hatinya langsung menegang.
"Cobalah pergi periksa ke dokter." Tracy mencibir, "Jangan sampai sudah dicelakakan oleh orang, malah masih membantu orang itu."
“Kamu jangan memprovokasi di sini.”
Billy berpura-pura tenang, menunjukkan bahwa dia tidak percaya pada perkataan Tracy.
"Sungguh menyedihkan." Tracy menggelengkan kepala sambil tertawa dingin, "Tunggu saja, langkah selanjutnya, dia pasti akan memaksamu menikahi putrinya."
Pada saat ini, pintu lift terbuka dan Tracy keluar dengan percaya diri.
Melihat bayangan punggung Tracy, Billy pun mengerutkan keningnya. Saat naik ke mobil, dia tetap tidak bisa tenang, lalu memperhatikan dengan teliti sambil bercermin, "Apa sungguh ada garis hijau di pertengahan alisku?"
"Ini. Dua pengikutnya saling berpandangan, tidak berani bicara.
"Katakan yang sejujurnya, apa ada?" Billy berseru marah.
Seorang pengikutnya menoleh dan melihat, lalu langsung membelalak, "Sepertinya sungguh
ada."
Pengikut yang lain juga melihatnya, "Sepertinya begitu.."
"Nyalakan lampu, cepat."
Billy langsung menjadi panik, dia segera meminta pengikutnya menyalakan lampu. Kemudian, dia bercermin di depan kaca spion, sambil membuka matanya lebar-bebar dan melihat dengan
teliti....
Sungguh, ada sebuah garis hijau samar-samar di pertengahan alisnya....
Dia seketika tertegun, teringat hasil pemeriksaan darah saat itu, lalu teringat Sammuel sengaja memasukkan obat ke dalam birnya dan menyuruhnya tidur dengan putrinya..
Kemudian, pagi ini Sammuel juga memaksa dirinya untuk memasukkannya ke dalam dewan direksi Grup Wallance.
Langkah selanjutnya....
"Kring-
Pada saat ini, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Billy tersadar kembali, lalu mengambil ponselnya dan melihat, ternyata itu panggilan telepon dari Sammuel. Billy pun menyipitkan matanya, lalu menjawab telepon itu, "Halo?"
"20% saham Grup Wallance, kerugian tidak sedikit."
Suara Sammuel mengandung kemarahan dan nada menyalahkan, "Sejak awal aku sudah mengingatkanmu, harus mencari tahu dengan jelas, apa masih ada kelemahan yang dipegang oleh Tracy. Apa maksudnya surat perjanjian itu? Tak disangka kamu sungguh tidak tahu?"
"Sammuel, sialan, jangan mengajariku seperti mengajari seorang cucu. Jika kamu begitu hebat, mengapa kamu tidak mencari tahu dengan jelas?"
Billy tidak bisa menahan emosinya.
"Jangan bicara omong kosong." Sammuel sangat marah, "Sekarang cepat kamu kemari. Kita bahas masalah pernikahan."
"Pernikahan apa? Apa maksudnya pernikahan?" Billy segera bertanya.
"Tentu saja pernikahan antara kamu dan putri bungsuku." Sammuel berkata dengan galak, "Dia adalah gadis yang masih suci. Dia memberikan keperawanannya padamu, apa kamu tidak mau bertanggung jawab?"
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report