Bab 1741
Setelah menjarah di tempat Tracy, Dewi langsung merasa sangat gembira. Saat bertemu dengan Amanda dan Dixon di sore hari, dia menyapa mereka dengan wajah berseri-seri.
Ketika bertemu dengan 'kakak senior' yang legendaris, Amanda dan Dixon sangat bersemangat, terus mengungkapkan rasa kagumnya.
Dewi juga sangat baik dan ramah pada mereka. Meski belum pernah bertemu, tapi biar bagaimanapun, mereka adalah murid Tabib Hansen. Meski tidak begitu berbakat, tapi mereka seperti adik-adiknya sendiri.
Dewi segera mengajari mereka cara pengobatan, juga menjadikan Thomas sebagai model. Setiap jarum yang ditusukkan, bagaimana cara menusuknya, ditusuk berapa lama, dia mengatakannya dengan sangat jelas....
Amanda mengambil buku dan mencatatnya dengan sangat jelas. Dixon sedang bereksperimen.
Setelah itu, Dewi mengajari mereka cara meramu obat. Baginya, semua hal itu sangat mudah. Dia mengatakannya dengan detail, tapi hanya mengatakannya satu kali.
Kalau Dixon mengajukan pertanyaan, dia langsung marah, berkata bahwa dulu Guru tidak pernah mengatakannya dengan begitu jelas padanya, dia mempelajarinya dengan melihat dari samping.... Dixon langsung tutup mulut, tidak berani banyak bertanya.
Saat melihat ekspresi Dixon yang ketakutan, juga melihat Amanda menunduk dengan lemah dan tidak berani bernapas, hati Dewi melunak, berkata dengan mengubah nada bicaranya, "Aku jelaskan sekali lagi, pasang telinga baik-baik, ingat!!!"
"Baik, Kakak ... Senior!"
Demikianlah, waktu satu hari pun berlalu. Setelah mengajari Amanda dan Dixon sampai bisa, Dewi kembali ke kamar untuk mengepak barang. Keesokan pagi, dia naik pesawat khusus untuk kembali ke Negara Emron dengan membawa semua hartanya.
Tracy sendiri yang mengantarnya ke bandara, memberinya 3 buah hadiah untuk ketiga anaknya saat di perjalanan.
Dewi membuka dan melihatnya, di dalamnya adalah 3 buah liontin giok yang sebening kristal, matanya langsung berbinar, "Ini, kelihatan sangat berharga!"
"Aku tidak memperhitungkan nilainya, anggap saja sebagai sebuah niat dari Bibinya. Carlos, Carles, dan Carla masing-masing punya satu buah, maka aku juga menyiapkannya untuk Tini, Wini, dan Biti. Aku berharap semoga mereka 6 bersaudara bisa tumbuh besar dengan aman, bahagia dan sehat!"
Tracy sangat tulus.
"Terima kasih, Tracy ..." Dewi memeluk Tracy, "Sekarang akhirnya aku tahu kenapa Lorenzo begitu baik padamu~~”
Dewi tidak begitu pandai berekspresi, tapi dari lubuk hatinya dia merasa bahwa Tracy adalah seorang gadis yang sangat hangat, sangat bersungguh hati terhadap orang-orang di sekitarnya. Pantas saja semua orang menyukainya.
"Kakak Ipar, butuh belasan jam untuk naik pesawat dari Kota Bunaken ke Negara Emron. Selama perjalanan, bisa pikirkan dengan baik bagaimana menjalani kehidupan kelak..."
Tracy menepuk punggung tangan Dewi, mengingatkannya dengan lembut.
"Ya...." Sebenarnya Dewi juga sedang memikirkannya. Dia selalu menginginkan kebebasan tanpa batas, tapi selama ini, Lorenzo tidak memedulikannya, tidak mengejarnya, dia malah merasa seperti ada sesuatu yang hilang.
Terlebih lagi saat anak-anaknya tidak berada di sisinya, dia pun selalu merasa bahwa kebebasannya juga sudah tidak ada artinya.
Tapi, kalau harus dikurung oleh Lorenzo di dalam kastil dan tidak bisa pergi ke mana-mana seperti dulu, dia tidak bisa tahan dengan kehidupan seperti itu ....
Hatinya sangat serba salah dan sangat rumit.
Tapi, selama ini, dia belajar satu hal dari Daniel dan Tracy, yaitu berkomunikasi dan saling mengalah....
Untuk hidup bersama, kedua orang harus melepaskan ego, saling bertoleransi dan pengertian, mungkin, hanya dengan cara seperti itu, barulah bisa langgeng.
"Di dunia ini ada terlalu banyak cinta yang tidak bisa didapatkan. Saat kamu bertemu dengan seseorang dan kalian saling mencintai, itu adalah hadiah yang sangat luar biasa!
Tapi mencintai adalah hal yang mudah, berinteraksi adalah hal yang sulit. Biar bagaimanapun, tidak ada satu orang pun di dunia ini yang dilahirkan khusus untukmu.
Kalian harus saling mencocokkan diri, saling memahami, dan saling mengalah, barulah bisa berjalan sampai akhir. Mungkin proses itu sangat menyiksa dan melelahkan, tapi kalau bisa melaluinya, maka hidupmu akan sempurna....."
Tracy membujuk dengan sungguh-sungguh.
Sepertinya Dewi mendengarkannya, tapi juga sepertinya tidak mendengarkannya, atau mungkin dia hanya mengerti sebagian. Intinya, dia diam-diam membuat keputusan dalam hatinya untuk berbicara baik- baik pada Lorenzo setelah pulang nanti ....
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report