Bab 1756
Sakit, sakit sekali....
Kepalanya sakit seperti mau terbelah, seluruh tubuhnya seperti hancur berkeping-keping.
Terdengar beberapa orang yang sedang mengobrol dengan suara pelan, seperti suara nyamuk yang berdengung di telinga.
Dia tidak mendengar jelas apa yang mereka katakan, kesadaran yang kuat memaksanya untuk bangun perlahan-lahan....
Dewi membuka matanya perlahan-lahan, menyadari dirinya terbaring di dalam kamar yang bernuansa dingin. Di sisi ranjang ada seorang perawat. Saat melihatnya sadar, perawat itu segera bertanya, "Akhirnya kamu sadar, baik-baik saja, 'kan?"
"Ini di mana?"
Dewi ingin duduk, tapi dia malah mendapati seluruh tubuhnya tak bertenaga, kepalanya sakit seperti mau pecah, seluruh badannya juga sakit....
"Ini rumah Keluarga Moore." Kata perawat, "Apa kamu ingat apa yang terjadi?"
Dewi mengingat kembali dengan cermat, saat kabur dari rumah sakit, dia melihat sebuah adegan baku tembak, setelah itu sebuah Pagani silver menabraknya dengan keras, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam mobil ....
Sebelum pingsan, dia melihat pria berbaju putih.
Selanjutnya, dia tidak tahu lagi.
"Kamu menabrak dan masuk ke mobil Tuan, jadi Tuan membawamu pulang." Jelas perawat dengan perlahan, "Dokter Jody sudah mengobati lukamu, kamu cukup istirahat beberapa waktu saja, akan segera pulih."
"Aku yang menabrak dan masuk ke mobilnya?" Dewi mengerutkan dahinya dan berkata dengan marah, "Aku keluar dari rumah sakit baik-baik, dia yang menabrakku, kap mobilnya langsung menghantamku, aku terpental dan masuk ke mobilnya, dia yang harus bertanggung jawab!!!"
"Ugh..."
Perawat itu tertegun, dia tidak menyangka Dewi berani bicara seperti itu.
"Di mana pelakunya? Suruh dia ke sini, langsung bicara denganku mengenai kompensasinya."
Meski di tengah kondisinya yang lemah, nada bicara Dewi tetap disertai ketangguhan yang tak tergoyahkan.
"Apa kamu tahu siapa tuan kami?"
"Aku tidak peduli siapa dia." Dewi Marah, "Meski dia seorang kaisar, jika sudah melukaiku, dia harus ganti rugi dan minta maaf!!!"
"Ugh
"Astaga!!!"
Semua orang di ruangan itu tercengang.
Dokter bedah dan beberapa perawat buru-buru menahan Dewi, mengambil alat bedah dari tangannya dan memanggil petugas keamanan.
Dewi tidak berkata apa-apa, langsung menghindari mereka, sekaligus meraih satu tas peralatan medis dan berlari keluar.
Dia ingin mencari sebuah tempat yang tenang untuk menjahit lukanya sendiri, tapi petugas keamanan rumah sakit terus mengejarnya, dia pun terpaksa melarikan diri dulu....
Di sepanjang perjalanan, Dewi memikirkan satu hal, dia menyadari bahwa dirinya ternyata memiliki keterampilan medis!!
Saat melihat peralatan-peralatan medis itu, dia merasa sangat familier. Saat melihat pisau bedah dan peralatan lainnya, timbul kepercayaan diri, merasa dirinya bisa mengatasi masalah ini!
Bahkan, hanya dengan membalikkan tangannya, dia bisa membedah luka di belakang kepalanya dan mengambil besi yang ada di dalam lukanya dengan tang....
Hanya saja, semua orang menganggap dirinya gila, bahkan memanggil petugas keamanan untuk menangkapnya.
Dasar bodoh....
Dewi berlari keluar lewat belakang rumah sakit, saat dia bersiap untuk masuk ke sebuah taksi....
Tiba-tiba, sebuah cahaya berwarna silver melintas di depan matanya, lalu beberapa kendaraan off-road hitam melaju ke arahnya seperti kuda liar yang lepas kendali. Dewi terkejut dan buru-buru menghindar .....
Saat melihat lebih dekat, cahaya silver itu ternyata mobil Pagani yang tadi.
Beberapa kendaraan off-road hitam itu seperti sedang mengepung mobil Pagani itu, keduanya mulai melakukan baku tembak dan semakin memanas.
Dewi tidak punya waktu untuk berpikir begitu banyak, dia hanya ingin melarikan diri ....
Saat dia bersiap memutar dan pergi, mobil Pagani silver itu menabrak ke arahnya seperti angin.
Kap mobilnya langsung mendorong Dewi....
Dewi hanya merasa dirinya mengalami benturan hebat. Di detik berikutnya, dia menabrak kaca depan hingga pecah dan terjatuh ke dalam mobil .... Terlihat sorot mata dingin pria berbaju putih, lalu matanya menjadi gelap dan ia pingsan ...
Lorenzo mendorong Dewi yang ada dalam pelukannya dengan kasar, dia mengerutkan dahinya dan membanting setirnya dengan keras.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report