Bab 1823

Lorenzo menatap Dewi dengan tatapan mata yang tumit dan dalam, "Berhubung kemampuan medismu begitu tinggi, seharusnya sejak awal luka di wajahmu sudah sembuh, 'kan? Kenapa masih memakai masker?"

Dewi juga bukan tipe orang lemah, dia berkata dengan berani, "Kamu juga tahu, banyak orang yang mencariku. Kalau setiap orang mengetahui wajahku, maka keberadaanku akan terungkap. Bukankah itu berbahaya?"

"Tabib Dewi, kekhawatiranmu bukan tidak berlogika, tapi kami bukan orang biasa, tidak mungkin membocorkan privasimu." Jasper buru-buru menjelaskan.

"Itu belum tentu." Dewi menatap dengan kesal, "Intinya, harus selalu waspada."

Anggap saja perkataanmu masuk akal."

Lorenzo menerima penjelasan ini.

Bagaimanapun, dia juga melihat bahwa Tabib Dewa ini bukan hanya memiliki kemampuan medis yang luar biasa hebat dan begitu banyak keterampilan level atas, tapi temperamennya juga sangat buruk. Secara pribadi, dia pasti sudah menyinggung begitu banyak orang.

Bahkan dirinya sendiri pernah berpikir, setelah racun di tubuhnya sudah dinetralkan, dia mau langsung membereskan wanita ini.

Jadi, setelah menghadapi begitu banyak musuh, bagaimana mungkin wanita ini membiarkan orang lain melihat wajah aslinya?

"Berhubung kamu sudah menemukanku, kenapa masih tidak pergi lebih awal?" Dewi bertanya dengan penasaran, "Pastorico digigit oleh ular hijau, takutnya kondisinya sudah sekarat. Dia pasti tidak akan menyerah begitu saja."

"Aku masih mau mencari satu orang lagi."

Dengan ringan Lorenzo menggosok kalung salib dari emas hitam yang tergantung di depan dadanya.

"Hari ini aku menyelamatkanmu, bukankah seharusnya kamu memberiku hadiah?"

Tatapan mata Dewi tertuju pada kalung itu, dirinya tidak ada niat untuk bertanya siapa yang

Lorenzo cari.

"Apa yang kamu inginkan?"

Meskipun Lorenzo merasa wanita ini sedikit tamak, tetapi bagaimanapun hari ini dia memang menyelamatkannya. Jika mengikuti rencana, dirinya pasti harus terkena beberapa buah

tembakan.

"Aku mau ini ...." Dewi menunjuk dada Lorenzo.

Lorenzo mengerutkan keningnya, sambil memelototinya dengan tatapan mata yang begitu rumit hingga tak dapat diungkapkan.

Tatapan mata ini ada kewaspadaan, kemarahan, sedikit rasa menahan diri, juga kebencian dan sikap meremehkan.

"Kenapa? Apa tidak boleh?"

Dewi merasa bingung, mungkinkah pria ini mengetahui asal-usul kalung ini?

"Tabib Dewi...." Jasper buru-buru menarik Dewi, lalu menasihati dengan panik, "Kamu boleh menginginkan apa pun, tapi tidak boleh mengincar Tuan kami."

'Hah?" Dewi tercengang mendengarnya.

"Tuan kami sangat terhormat, kenapa kamu berani sekali berharap ingin mendapatkannya? Kamu ... tidak cocok."

Jasper berkata dengan maksud terselubung, ia sungguh tidak bisa mengutarakan perkataan yang lebih enak didengar. "Ugh...."

Pada saat ini, Dewi mengerti, mereka mengira dirinya menginginkan Lorenzo. Namun, yang dia inginkan adalah kalung itu!!!!

"Tubuhnya juga tidak bisa." Jasper menariknya ke samping, lalu berkata dengan panik, "Sudah, jangan ungkit hal ini lagi. Tuan kami sudah menjaga tubuhnya sekian tahun, sangat peduli terhadap hal semacam itu. Dia bukan orang yang sembarangan."

Dewi tak bisa berkata-kata, sebenarnya mereka menganggap dirinya sebagai orang seperti apa?

Sepertinya dia adalah orang mesum yang tidak tahu malu, terus mengincar ketampanan Lorenzo.

Tidak disangka, mereka juga mengira dirinya menginginkan tubuh pria itu!!!

"Tidak tahu malu."

Lorenzo juga berpikir seperti itu, ia menatap Dewi dengan kesal.

"Aku ...."

...

"Tabib Dewi Salah, Tabib Dewa." Jeff juga ikut menasihati, "Ada begitu banyak pengawal pria di Keluarga Moore, semuanya memiliki tinggi badan di atas 180 cm, bertubuh kuat dan kekar. Mengenai wajah, setiap orang memiliki karakteristik masing-masing. Aku bisa memanggil mereka kemari. Kamu bisa memilihnya!"

"Benar, benar." Jasper mengangguk berulang kali, setuju dengan ide bagus ini, "Asalkan tidak mengincar Tuan kami, terserah mau memilih siapa."

Selesai bicara, dia juga mendorong Sonny, "Misalnya Sonny, baru berusia 19 tahun, muda dan tampan, pertimbangkanlah."

"Tabib Dewi ...."

Sonny melirik Dewi sekilas, lalu buru-buru menundukkan kepala dengan wajah tersipu malu.

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report