Bab 1941
"Aku melihatnya setiap malam datang ke kamarmu, dan kamu juga tidak menolaknya. Aku mengira kalian sudah...." Bibi Lauren tertawa, "Karena kamu masih perawan, kalau begitu semuanya pun jelas, ia ingin melakukan hal ini."
"Dasar tidak tahu malu! Orang mesum, menjijikkan!!!"
Amarah Dewi meluap hingga ia menggertakkan giginya. Ia memaki-maki betapa menjijikkannya pria bajingan itu, berani-beraninya menggunakan cara ini untuk mengancamnya....
"Kamu ini, untuk apa marah-marah?" Bibi Lauren menariknya dan berusaha membujuknya dengan pelan, "Sudah kubilang, saat menghadapi seorang pria, kamu harus menggunakan kelembutan untuk memadamkan kekerasan....
"A... apa?" Dewi tidak mengerti.
"Dengarkan. Aku akan mengajarimu pelan-pelan
Bibi Lauren menutup pintu kamar, lalu duduk bersila di atas sofa. Ia mengajari Dewi dengan serius.....
Di luar, setibanya Lorenzo di ruang kerja, Jeff datang melaporkan, "Tuan, pesawat pribadi untuk besok telah diatur. Tapi, asisten Wakil Presiden baru saja menelepon dan mengatakan mereka mengadakan pesta perjamuan pada malam ini. Mereka mengundang Tuan untuk menghadiri acara ini!”
Baru saja ia mengatakan semuanya, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, diikuti oleh suara bawahannya yang datang melaporkan, "Tuan, mobil Tuan Sammy Moore telah tiba di luar." Lorenzo mengernyitkan alisnya. Ia mengerti bahwa semuanya ini hanya demi satu tujuan.
Beberapa hari yang lalu, Wakil Presiden pergi untuk memeriksa Grup Moore, namun Lorenzo tidak ada di tempat. Kemudian, Wakil Presiden pun jatuh cinta pada Juliana Henderson. Seharusnya ini merupakan sebuah ancaman besar bagi Lorenzo, la harus bergegas menghubungi Wakil Presiden....
Namun, ia tidak melakukannya.
Sekarang, Wakil Presiden langsung menyiapkan pesta perjamuan, bahkan meminta Lorenzo wajib menghadiri acara itu. Kalau ia tidak ikut lagi, maka itu jelas menunjukkan kalau ia menentang Wakil Presiden....
Ini akan menimbulkan masalah besar.
Oleh karena itu, Sammy yang mengetahui latar belakang masalah ini, bergegas datang untuk membujuk Lorenzo ....
5%
"Pria tua ini benar-benar gelisah."
Lorenzo merasa sedikit muak terhadap semuanya ini. Ia mengangkat tangan untuk melihat jam tangannya. Sekarang sudah menunjukkan pukul empat sore. Wakil Presiden tiba-tiba
mengadakan pesta perjamuan. Apa mungkin ia tahu kalau Lorenzo akan pergi ke Negara Nusantara?
Jadi, ia ingin menyelesaikan semuanya ini sebelum Lorenzo pergi.
"Apa ia diijinkan masuk?" Jasper bertanya pelan.
Lorenzo memberi isyarat, dan Jasper dengan cepat menyampaikan, "Persilakan Tuan Sammy
masuk."
"Baik."
Mereka bergegas mempersilakan Sammy masuk ke dalam kastil. Kemudian, ketiga keluarga besar satu per satu menelepon dengan maksud yang sama. Wakil Presiden tiba-tiba mengundang Lorenzo pasti karena ada sesuatu yang penting, dan demi kepentingan bersama, mereka memohon Lorenzo wajib hadir dalam pesta perjamuan itu!
Lorenzo merasa begitu kesal mendengar permintaan mereka. Namun, ia sendiri juga menyadari kalau kali ini ia harus mengikuti acara itu.
Setelah menutup teleponnya, Lorenzo melihat surat undangan emas yang dibawakan oleh orang suruhan Wakil Presiden. Di atasnya tertulis, 'Mengharapkan Kehadiran Tuan Lorenzo Bersama Keluarga! Bersama keluarga.....
Sudut bibir Lorenzo terangkat, ia pun segera memerintahkan, "Aku akan membawa Wiwi, segera atur semuanya!"
"Hah?" wajah Jasper memucat ketakutan, lalu bergegas mengingatkan. "Tolong Tuan pikirkan kembali!"
"Pesta perjamuan yang diadakan oleh Wakil Presiden kali ini dengan jelas menunjukkan kalau ia ingin mengawasi Tuan. Sebaiknya Tuan pergi bersama Nona Juliana, untuk menghindari munculnya masalah- masalah di masa mendatang."
"Kalau Tuan benar-benar tidak bersedia, Tuan juga bisa pergi sendiri. Namun, pergi bersama Nona Dewi saat ini, dengan jelas menunjukkan...."
"Menunjukkan kalau aku tidak akan menikahi Juliana," Lorenzo menyambung ucapannya dan berkata terus terang, "Kalau Wakil Presiden ingin menikahinya, silakan saja. Tidak ada hubungannya denganku." "Namun dengan begitu, ketiga keluarga besar akan memihak pada Wakil Presiden, "Jasper
berkeringat dingin, "Sekarang fondasi kita sedang tidak stabil, sebaiknya Tuan tidak bertindak gegabah...."
"Cukup," Lorenzo memotong ucapan Jasper, lalu menyuruh dengan tegas, "Lakukan seperti apa yang aku katakan tadi." "Tuan...."
"Pergilah!" Lorenzo mengernyitkan alisnya, wajahnya terlihat tidak senang.
Jasper tidak berani membantahnya lagi. Ia pun menundukkan kepalanya dan segera menjalankan perintahnya.
Saat itu juga. Sammy bergegas masuk ke dalam kastil di lantai bawah, dengan Juliana mengikutinya dari belakang..
Ketika kedua orang itu masuk ke dalam, mereka bergegas bertanya, "Tuan di mana?"
"Di ruang kerja lantai dua!"
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report