Bab 1944

"Ha?" Sammy masih mengira kalau pendengarannya salah, ia menatap Juliana dengan tatapan tidak percaya.

"Memang Juliana yang paling mengerti," sudut bibir Lorenzo terangkat, "Pulanglah lebih awal untuk bersiap-siap."

"Baik."

Juliana mengangguk sambil tersenyum, lalu berbalik pergi.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun mengenai strategi membujuk Lorenzo yang telah dibahas sebelumnya ....

Sammy pun tercengang menatap Juliana yang beranjak pergi membelakanginya. Ia sama sekali tidak memahami situasi saat ini, apa wanita ini membiarkannya datang sebagai orang jahat, sedangkan ia sendiri mendadak takut dan mundur sebagai orang baik?

Atau, mungkinkah ia memiliki rencana lain?

Atau mungkin ia merasa tersakiti oleh perlakuan Lorenzo, sehingga memutuskan untuk melepaskannya?

Sammy sama sekali tidak mengerti. Ia benar-benar merasa bahwa hati seorang wanita begitu sulit untuk dipahami.

"Direktur Sammy, apa aku boleh mengantarmu keluar?"

Saat itu juga, Jasper membuka mulutnya.

"Uh...." Sammy menghembuskan napas panjang, lalu mengikutinya keluar.

Saat ia turun ke bawah, ia tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya pada Jasper, "Jasper, bagaimana menurutmu dan Jeff tentang masalah ini?"

"Direktur Sammy bercanda. Kami hanyalah bawahan Tuan, bagaimana kami dapat mengemukakan pendapat kami begitu saja?" kata Jasper merendah.

"Kamu jangan merendah seperti ini di hadapanku," Sammy bergegas berkata, "Kalian berdua adalah orang-orang terlatih, bahkan usia kalian lebih tua dari Lorenzo. Kalian lebih dewasa dan tenang, lebih mengerti garis besar suatu keadaan. Kita ini satu keluarga, kenapa kalian tidak berani menyuarakan pendapat kalian?"

"Baiklah, kalau begitu aku akan mencoba menyuarakan pendapatku," Jasper tersenyum, "Tentu saja aku berharap Grup Moore baik-baik saja, serta keluarga Moore selamanya menduduki posisi teratas, menjadi pemegang kekuasaan Grup Moore.....

"Itu benar, kamu harus membujuknya dengan baik

"Tapi..."

Sebelum Sammy menyelesaikan ucapannya, Jasper langsung melanjutkan, "Kami yakin kalau Tuan selalu punya alasan sendiri dalam mengambil setiap keputusan. Kami juga percaya bahwa Tuan bukan orang yang keras kepala. Aku berharap Tuan Sammy juga dapat memercayainya."

"Uh..." Sammy pun terdiam sepenuhnya. Ia masih mengira kalau ia dapat meyakinkan Jasper untuk membujuk Lorenzo. Tak disangka, usahanya memiliki hasil yang sama.

"Sudahlah."

Sammy begitu kecewa. Ia menggelengkan kepalanya dan naik ke mobil.

"Hati-hati di jalan, Direktur Sammy."

Jasper mengikuti di belakangnya hingga beberapa langkah. Setelah mobilnya tidak terlihat lagi, ia baru berbalik masuk ke dalam rumah.

Jeff bergegas menghampirinya dan bertanya, "Apa Tuan benar-benar akan membawa Nona Wiwi menghadiri pesta perjamuan?"

"Iya," Jasper menganggukkan kepalanya.

"Saat Nona Juliana pergi tadi, meskipun penampilannya terlihat tenang, namun tatapannya begitu dingin. Sungguh menakutkan...." Jeff begitu gelisah, “Bagaimana kalau Wakil Presiden benar-benar menikahi Nona Juliana?"

"Aku juga tidak tahu," Jasper tersenyum tidak berdaya, "Tapi, misi kita ialah terus setia pada Tuan. tak peduli keputusan apa pun yang Tuan ambil, kita harus mendukungnya."

"Benar," Jeff mengangguk-anggukkan kepalanya, “Lupakan saja. Kita juga tidak memahami semua usaha perebutan kekuasaan yang rumit ini. Biarkan saja Tuan melakukan apa yang ingin dilakukannya. Seandainya nanti terjadi kekacauan yang besar sekalipun, kita cukup membereskannya saja,"

"Tepat sekali," Jasper menepuk-nepuk pundaknya, "Aku cari Tuan dulu."

"Iya," Jeff melanjutkan pekerjaannya.

Sekembalinya ke ruang kerja, Lorenzo sedang menjawab telepon dengan suara pelan. Ia menjawab datar, "lya, sepertinya tebakanku itu tepat! Baiklah kalau begitu, selamat malam!"

Setelah mengakhiri panggilannya, ia mengarahkan pandangannya menatap Jasper, "Apa mereka sudah pergi?"

"Sudah," Jasper melangkah maju dan bertanya, "Nona Dewi sedang bersiap-siap. Jarh berapa kita

akan berangkat?"

"Jam enam," Lorenzo menatap jam tangannya, "Apa yang Sammy katakan padamu?"

"Ia ingin agar aku membujuk Tuan, tapi aku menghentikannya sebelum ia selesai bicara," Jasper tertawa, "Sepertinya ia sedang memakiku di dalam mobil sekarang."

"Apa kamu tidak berencana untuk membujukku?" Lorenzo mengangkat alis dan menatapnya.

“Aku ingin, tapi tidak berani," Jasper tertawa tidak berdaya. "Tadi Jeff sempat mengobrol denganku. Akhirnya, kami bersama-sama memutuskan kalau kami tidak memahami masalah perebutan kekuasaan ini, dan kami juga tidak perlu memahaminya."

"Sama seperti hubungan Tuan terhadap Nona Dewi, kami juga mendukung apa yang ingin Tuan lakukan. Asalkan Tuan bahagia, hal terburuk apa pun yang akan terjadi, kami akan membantu Tuan membereskan semuanya."

2/2

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report