Bab 1952

Setelah menutup pintu, Bibi Lauren segera memberi Kelly obat.

Mata Kelly pun melebar, lalu mulai melucuti pakaiannya

Dewi bergegas menukar pakaiannya, dan Bibi Lauren segera menyamarkan penampilannya menjadi seperti Kelly.

Setelah Bibi Lauren menukarkan pakaian Dewi dengan Kelly, ia pun menidurkan Kelly di atas sofa dan menarik Dewi pergi dari sana....

"Apa kita akan ketahuan seperti ini?" Dewi merasa cemas.

"Sudah tidak ada waktu lagi, ambulans sudah tiba," desak Bibi Lauren, "Cepatlah! Setelah mereka menemukan Kelly, kita sudah meninggalkan kantor kepresidenan dengan ambulans ini."

"Baiklah!"

Dewi tidak mengatakan apa-apa lagi, dan langsung mengikuti Bibi Lauren keluar ruangan.

Pada saat itu, Sharon dan Hana masih berjaga-jaga di depan pintu. Mereka tidak berpikir jauh ketika melihat Bibi Lauren memimpin 'Kelly' pergi ke luar ....

Sharon masih menoleh dan melihat 'Dewi' sama seperti biasa, dengan malas berbaring di atas

sofa.

Namun, karena sudut pandangnya terhalang, hanya kaki dan rok Dewi yang dapat terlihat olehnya....

Dewi mengikuti Bibi Lauren pergi dengan sangat tenang. Selain itu, hal seperti ini bukan hanya baru terjadi sekali atau dua kali saja. Keahlian penyamaran Bibi Lauren begitu luar biasa. Meskipun karena dikejar oleh waktu, riasannya begitu sederhana dan tampak kasar seadanya, namun tetap mampu mengecoh orang biasa.

Keduanya berjalan ke sudut koridor. Ketika mereka hendak melewati koridor lain, tiba-tiba Juliana datang bersama seseorang ....

Dewi terkejut, tanpa sadar menundukkan kepalanya.

Bibi Lauren menarik Dewi dan berjalan melewati mereka.

"Berhenti!"

Tiba-tiba Juliana menghentikan mereka.

Keduanya pun terpaksa menghentikan langkah kaki mereka. Bibi Lauren mengangkat kepalanya

dengan sangat tenang, dan menatapnya sambil tersenyum, "Apa Nona Juliana membutuhkan sesuatu?"

"Dia siapa?" Juliana menatap Dewi yang menyamar sebagai Kelly.

"Ini adalah Kelly, perawat dari Keluarga Moore, la baru saja dipindahkan dari negara Maple." Bibi Lauren memperkenalkannya dengan tenang. "Perawat?" Juliana menatap Dewi, "Apa ia bisa berbicara Bahasa Emron?"

"Tidak terlalu," Bibi Lauren menjelaskan, "Karena Nona Wiwi juga tidak bisa berbicara Bahasa Emron, jadi ia ditempatkan di sini untuk merawatnya."

"Oh!" Juliana menatap Dewi lekat-lekat, lalu mengalihkan pandangannya dan berkata dengan sopan, "Aku hanya ingin tahu saja. Kalian kembalilah bekerja."

"Baik," Bibi Lauren memberi hormat padanya, lalu menarik Dewi pergi.

Dari awal hingga akhir, meskipun Dewi tidak mengatakan sepatah kata pun, namun sikapnya terlihat begitu natural.

Hanya saja, ia masih merasa kalau Juliana menyadari sesuatu, "Tidak perlu khawatir. Ia selalu ingin kamu pergi meninggalkan negara ini. Seandainya ia menyadarinya pun, ia tidak akan mungkin membocorkannya."

Bibi Lauren berbisik pelan.

Setelah merenungkannya, Dewi juga merasa setuju. Kepergiannya dari sini jelas memberikan keuntungan besar bagi Juliana.

Juliana pun menuju ke ruang istirahat dan dari kejauhan melihat Hana yang sedang mengetuk pintu, "Apa Nona Wiwi baik-baik saja? Nona Wiwi?"

Tidak terdengar suara apa pun dari dalam, Hana dan Sharon saling memandang satu sama lain. Mereka sedang bergegas hendak membuka pintu untuk menerobos masuk, lalu Juliana menghentikan mereka, "Apa yang kamu lakukan?"

pun.

"Nona Juliana, Nona Wiwi sudah lama berada di dalam tanpa bergerak sedikit Kami khawatir dan ingin masuk ke dalam untuk memeriksanya," Hana menjelaskan.

"Mungkin ia tertidur," Juliana berkata sambil tersenyum, "la terlihat seperti orang yang sering mengantuk. Sebenarnya aku juga ingin masuk ke dalam untuk bertemu dengannya, tapi sekarang sepertinya lebih baik aku menunggu dan tidak mengganggunya."

dan

Setelah mengatakan semuanya itu, ia menempatkan dua orang rombongannya memperingatkan mereka, "Aku akan ke aula depan untuk mencari Wakil Presiden dan Tuan Lorenzo dulu, kalian tetaplah berjaga-jaga di sini. Jika ada sesuatu, tolong laporkan padaku setiap

saat."

"Baik."

Juliana mengucapkan salam perpisahan kepada Sharon dan Hana, lalu bergegas pergi.

Sharon dan Hana hanya dapat menunggu di luar setelah mendengar perkataan Juliana tadi

Saat itu juga, Dewi dan Bibi Lauren akhirnya telah melewati koridor dan tiba di aula belakang. Ketika mereka hendak bersiap-siap untuk pergi. Dewi tanpa sadar melihat Lorenzo melalui jendela .....

la duduk di sofa dengan elegan, menghadap ke arah jendela itu. Seolah-olah ucapan Wakil Presiden telah membuatnya kehilangan kesabaran. Ada amarah yang tertahan terpancar pada matanya....

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report