Bab 592
Kalimat ini sederhana, tapi malah menggerakkan hati Tracy, seperti api yang membara...
Tracy sangat tersentuh, dia mengulurkan tangan dan memeluknya erat-crat.
"Begitu bersemangat?" Daniel menepuk punggungnya sambil sengaja menggodanya, "Kita lakukan di rumah saja!"
"Menyebalkan!" Tracy menggigit lehernya.
Mereka berdua tertawa, lalu turun dari mobil.
Rambut panjang hitam dan halus Tracy icrhembus oleh terpaan angin musim semi, wajah bagaikan malaikat yang murni dan cantik, memancarkan kilau menggoda di bawah sinar matahari, terlihat sangat indah dan menarik perhatian banyak orang!
Para tamu di sekitarnya tertarik padanya dan mereka semua berhenti untuk melihatnya.
Bahkan, ada seorang pengusaha kaya yang tanpa sadar ingin maju untuk mengobrol dengannya. Pada saat ini, Daniel keluar dari mobil dan memeluk pinggangnya dengan erat. Orang-orang itu segera berbalik!
Siapa yang berani inendekati wanitanya Daniel Wallance?
"Presdir Daniel, sclamat datang, selamat datang!"
Ayah Stanley dan ayah Garcia menyambutnya dengan hormat. Tidak peduli bagaimana perselisihan mereka dalam dunia bisnis, mereka tidak berani mengabaikan Daniel
"Selamat." Daniel memberi selama dengan sopan.
Ryan mengantarkan hadiah
"Presdir Daniel terlalu sungkan."
Kedua orang tua itu memberi hormat dengan antusias, Raven Caledon, ayah Garcia juga menyapa Tracy dengan hangat, "Ini Nona Tracy, 'kan? Selamat datang!"
"Terima kasih!" Tracy mengangguk sambil tersenyum
Brian Sandya, ayah Stanley agak canggung saat melihat Tracy.
Pada awalnya, dia dan James Smith adalah teman dekat. James banyak membantunya dalam dunia bisnis. Pernikahan antara keduanya awalnya merupakan hal yang bahagia. Namun, ketika sesuatu terjadi pada James, keluarga Stanley membatalkan pertunangan secara sepihak. Memaksa Tracy untuk pergi, barulali muncul serangkaian kejadian ini...
Sekarang Stanley bercerai dengan Alice, lalu menikah dengan Garcia, sedangkan Tracy juga bersama Daniel. Menurut pemikiran Brian, Tracy iclah naik kasta, karena bersama pendukung yang lebih tinggi... Tidak mampu menyinggungnya, tapi juga tidak bisa diabaikan.
"Dua tamu terhormat, silakan masuk!"
Kedua orang itu membawa Danicl dan Tracy memasuki hotel. Sckelompok tamu berkumpul untuk saling menyapa. Daniel membalas sapaan dengan beberapa kata, lalu membawa Tracy.ke ruangan untuk beristirahat..!
Thomas bergegas masuk dan mclaporkan dengan suara rendah, "Orang-orang dari keluargai Moore masuk melalui pintu samping, Garcia dan Stanley menyambutnya secara langsung. Tampaknya Tuan L yang legendaris itu bclum ingin muncul."
"Awasi dia, laporkan segalanya padaku," perintah Daniel.
"Baik." Thomas segera pergi melaksanakannya.
"Tuan Daniel, semuanya sudah siap." Ryan juga datang untuk melapor.
Daniel mengangguk, mencicipi anggur secara perlahan dengan tatapan dingin dan muram.
Tracy merasa agak gelisah, ia merasa Daniel akan melakukan sesuatu yang besar dan pernikahan hari ini sebenarnya adalah pertempuran antara dia dengan keluarga Moore.
Hanya saja, Tuan L. yang legendaris dari keluarga Moore itu masih belum muncul, sedangkan Daniel sudah muncul, entah pihak lain akan melakukan apa.
"Jangan takut." Daniel memegang tangan Tracy, "Ada aku di sini."
"Hm." Tracy mengangguk, lalu mengambil jus dan hendak meminumnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan suara yang familiar, "Presdir Daniel, bolehkah aku masuk?" "Silakan masuk." Ryan melangkah maju dan membuka pintu.
Garcia mengenakan gaun pengantin mewah, berjalan masuk sambil menggandeng Stanley.
Ketika Tracy menoleh, Stanley menghindari tatapannya dengan panik.
"Terima kasih Presdir Daniel sudah datang ke pernikahan kami!"
Garcia berjalan bersama Stanley dan mengulurkan tangannya ke arah Daniel sambil tersenyum.
"Selamat untuk kalian berdua." Daniel bangkit berdiri, berjabat tangan dengan mereka dengan lengkungan dangkal di bibirnya.
"Selamat!" Tracy juga dengan sopan berjabat tangan dengan mereka.
"Terima kasih!" Garcia menatap Tracy dengan senyum berbunga-bunga, "Tracy, hari ini kamu sangat cantik!"
"Kamu adalah pengantin wanita, kamu lebih cantik." Tracy memujinya.
"Kapan giliran kita untuk minum anggur pernikahanmu?
Garcia menatap Tracy sambil tersenyum, meskipun senyumannya cerah, tapi tatapannya tajam ngaikan pisau.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report