Bab 624
"Baik, baik, saya akan segera mengaturnya."
Tentu saja Ryan mengerti, di Kota Bunaken, tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkan keluarga Wallance.
Sckclompok besar orang segera pergi, tidak akan ada bahaya apa pun.
Apalagi selain 18 pengawal clite milik Danicl, masih ada belasan master bela diri di sisi Tuan Besar.
Ryan scgcra mengatur bcbcrapa mobil jccp, lalu membawa Tuan Besar dan anak-anak pergi ke lokasi. Sepuluh menit sebelumnya.
Tracy menyuruh Hartono memarkirkan mobil di pinggir jalan, lalu dia seorang diri masuk ke dalam gang itu.
Meskipun Hartono merasa tidak tenang, tapi dia juga tidak berani menentang Tracy.
Tracy menyadari bahwa tidak ada siapa pun di sana, hanya ada beberapa kucing liar yang sedang mencari makanan di tempat sampah.
Saat dia sedang merasa bingung, tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang menyerang dari atas kepalanya.
Tanpa sadar dia mendongak dan inclihat, ternyata itu adalah sebuah pot bunga yang jatuh ke bawah.
Melihat pot bunga itu akan mengenai kepala Tracy, tiba-tiba sesosok bayangan bergegas mendorongnya. Poi bunga itu pun tidak mengenainya dan jatuh pecah ke tanah. Tracy memegang dadanya, merasa sangat terkejut. "Nona Tracy, Anda tidak apa-apa?" Terdengar suara perhatian.
Tracy mendongak dan melihat bahwa itu adalah Ilariono.
"Saya takui Anda mengalami bahaya karena seorang diri, maka saya ikut masuk." Hartono melihat sekeliling, "Tidak boleh berada di sini terlalu lama, cepat kita pergi."
Hartono bersiap membawa Tracy pergi, ictapi tiba-tiba muncul belasan berandal dari arah depan dan belakang, membuat gang itu tertutup. Tangan mereka memegang pisau dan senjata listrik, jelas mereka datang dengan niat tidak baik.
"Ada apa ini?" Tracy merasa sangat bingung.
“Kakak, maaf...” Terdengar suara tangisan dari belakang.
Tracy menoleh dan melihat Windy diseret keluar oleh dua orang berandal, wajahnya membiru karena dipukul, juga penuh dengan darah. Baju atasannya juga robek.
"Windy..."
Tracy ingin menyelamatkannya, tetapi melihat para berandal dengan niat membunuh yang kuat itu, dia pun hanya bisa menghentikan langkahnya.
"Maaf, mercka mengancamku dengan menggunakan nyawa ibuku, aku tidak ingin mencelakaimu." Windy menangis tersedu-sedu hingga tubuhnya gemetar, matanya penuh dengan rasa bersalah. "Aku bersalah padamu..."
"Ada aku di sini, tidak akan terjadi apa-apa denganmu." Tracy sangat setia kawan, dia pun segera bertanya, "Berapa banyak utangnya pada kalian? Aku akan membayarnya, tapi kalian lepaskan dia dulu." "Kami tidak menginginkan uang, melainkan menginginkanmu." Beberapa berandal itu tersenyum jahat, mengcluarkan suara tawa yang kejam.
"Lancang!" Hartono berseru dengan marah,
“Ckckck, pallawan mau menyelamatkan wanita cantik?" Para berandal itu sama sekali tidak memandang Hartono, “Apa kamu seorang diri bisa melawan dua puluhan orang?"
Sambil berbicara, beberapa orang maju menyerang dengan membawa pisau.
Tracy, yang tidak pernah menghadapi situasi seperti ini, langsung berteriak karena terkejut.
Sedangkan Hartono, tidak ada perubahan ckspresi di wajahnya, dia menghadapi lawan dengan tenang, dan dengan cepat sudah mengalahkan beberapa berandal.
Melihat kemampuan bertarung Hartono sangat lebat, datanglah lagi beberapa orang yang menyerang Hartono. Pada saat bersamaan, beberapa orang menarik Tracy dari belakang. Hartono harus menghadapi lawan, juga harus melindungi Tracy, dengan cepat dia menjadi sangat kelabakan.
Tracy ditangkap oleh seseorang, lalu orang itu dengan kasar menyeretnya keluar dari gang itu dan ingin memasukkannya ke dalam mobil minivan.
Pada saat ini, sebuah mobil jeep melesat ke arah mereka, lalu beberapa orang turun. Mereka dengan cepat menghabisi sekelompok berandal itu, lalu menyelamatkan Tracy.
Tracy menatapnya dan menyadari bahwa itu adalah Thomas. Dia pun buru-buru menunjuk ke dalam gang, lalu berbicara, "Temanku dan Hartono masih ada di dalamn, cepat selamatkan mereka."
"Baik." Thomas segera membawa beberapa pengawal untuk menyelamatkan yang lain, sementara dua orang pengawal tinggal untuk melindungi Tracy.
"Nona Tracy, masuklah ke mobil dulu." Scorang pengawal membuka pintu mobil.
"Aku mau menunggu mereka..."
Tracy belum sclcsai bicara, tiba-tiba sebuah truk semen langsung menabrak ke arahnya, seperti kuda liar yang kehilangan kendali.
"Ah..."
Tracy bcrtcriak dengan ketakutan, pikirannya menjadi kosong, sepertinya dia mendengar suara tcriakan anak-anak yang memanggilnya, "Mami..."
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report