Bab 653
"Aku tidak mau pergi......" Tracy menangis sampai gcmctar, "Aku tidak mau pergi scorang diri. Kalau Keluarga Wallance tidak mau mencrimaku, aku akan pergi membawa anak-anak. Kami akan kembali ke desa, kami akan pergi ke kota lain, kami tidak mengharapkan segala pemberian Keluarga Wallancc. Dulu, kami juga sangat bahagia meski sangat kekurangan......"
"Jangan berulah, tolong dengarkan aku." Danicl memeluknya dengan erat, berbisik di samping telinganya: "Dengarkan aku, hanya sementara, aku pasti akan menjemputmu lagi, percayalali padaku! Percayalah padaku!"
Dia mengatakan "Percayalah padaku" sebanyak dua kali berturut-turut, Tracy hampir mempercayainya.....
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, kemudian, terdengar suara Sanjaya yang panik, "Tuan Daniel, Tuan Muda Carlos sudah mengetahuinya. Tuan Besar minta Anda segera antar Nona Tracy pergi!"
Sclesai bicara, beberapa pengawal langsung membuka pintu dan masuk, hendak membawa Tracy.
Perasaan Tracy bergolak lagi, meronta dengan emosional: "Tidak, aku tidak mau perg...."
Tapi, tidak menunggunya selesai bicara, kedua pengawal menariknya dengan paksa.
"Tidak..."
"Lepaskan dia!"
Daniel berteriak marah. Tiba-tiba, terdengar sebuah suara anak-anak, "Lepaskan mamiku!"
Carlos menerobos masuk, mengangkat kaki, menendang beberapa pengawal itu, berteriak dengan marah: "Jangan sentuh mamiku, jangan sentuh mamiku!"
Pengawal terpaksa melepaskan tangannya, mundur ke samping.
"Carlos....."
"Mami!"
Ibu dan anak berpelukan dengan erat.
Tracy selalu lcgar di depan anak-anak, tapi hari ini, dia malah tidak bisa mengendalikan diri, menangis dengan keras. Dia tidak rela meninggalkan anak-anak. Dari mereka kecil sampai besar, dia tidak pernah benar-benar berpisah dengan mereka......
Sekarang malah harus dipisahkan.
"Papi, apa yang mau mereka lakukan? Kenapa Papi membiarkan mereka menindas Mami?"
Carlos adalah anak yang cerdas dan sensitif. Upacara pernikahan tiba-tiba berhenti saat hampir selesai, lalu tiba-tiba membawa pergi mereka bertiga, dia tahu akan terjadi sesuatu.
ladi, saat orang lain tidak memperhatikan, dia berlari ke belakang panggung untuk mencari Mami, tidak disangka bisa melihat adegan ini.....
"Masalah ini, nanti Papi akan menjelaskannya padamu." Daniel berjongkok, memegang bahu Carlos dan berkata, "Yang patuh, kamu pergi dulu dengan Paman Ryan."
Selesai bicara, Daniel melirik, mengisyaratkan Ryan untuk membawa pergi Carlos.
"Tuan Muda......"
"Tidak mau!" Carlos menghempaskan tangannya, lalu merentangkan kedua lengan dan berdiri di depan Tracy, "Jangan mengira dengan membawaku pergi, maka bisa menindas mamiku. Kalian jangan sentuh mamiku! Pergi!"
Auranya sangat mirip dengan Daniel.
"Tuan Muda...."
"Carlos!" Saat ini, terdengar suara Tuan Besar,
Carlos menoleh, bertanya dengan mata meral: "Kakek Buyut, apa Kakek Buyut mau incngusir mamiku? Bukankah Kakek Buyut sudah menerimanya? Kenapa sekarang berbuat seperti ini?"
"Kakek Buyut bukan mau mengusir mamimu. Mamimu sakit. Dia harus diobati." Tuan Besar berbohong, bahkan tidak mengedipkan mata, "Coba lihat, pakaian mamimu bernoda darah, penyakitnya begitu parah. Kalau tidak diobati, akan sangat berbahaya......"
Carlos menolch dan melihatnya. Memang benar, ada banyak darah di pakaian Tracy. Dia terpikir bahwa kesehatan Tracy memang tidak begitu baik akhir-akhir ini. Dia pun mulai sedikit percaya, tapi juga sedikit curiga icrhadap ucapan Tuan Besar.
Dalam hati. Daniel mengagumi kemampuan Tuan Besar dalam membujuk dan membohongi anak-anak, seperti membohonginya saat masih kecil.
"Papi dan mamimu sudah menikah, mana mungkin aku mengusirnya?" Tuan Besar terus membujuk Carlos, "Aku hanya ingin mengantarnya pergi berobat."
"Benarkah?" Carlos melihat Tracy.
Tracy melihat ke arah Tuan Besar.
Tuan Besar melihatnya sambil tersenyum, tapi sorot matanya dipenuhi peringat
Tracy mengalihkan pandangan, ia masih menangis.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report