Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar
Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar Bab 949

Bab 94.9

"Cepatah pulang." Teringat pemandangan itu, Jonson juga merasa takut, "Orang Keluarga Moore paling pandai bertarung. Lorenzo bisa membunuh orang, adik yang dia bimbing juga sama meinbawa aura membunuh.*

"Tatapan Tracy padamu menunjukkan bahwa dia sungguh ingin mencabik-cabikmu. Hewan peliharaan keluarga mereka adalah seekor clang. Jika kamu masih tinggal di sana, kamu sungguh akan kchilangan nyawa..."

"Jangan bicara omong kosong." Victoria sangat kesal, "Sckarang hal yang harus ayah lakukan adalah bantu aku mencari cara untuk membuat Tracy pergi, bukan malali menasihauku untuk pergi." "Kamu jangan bercanda, mana mungkin ayah punya kemampuan untuk membuat Tracy pergi? Hari ini, dia juga bilang, jika nyah bermasalah, dia juga akan membunuh ayah..." Jonson terlihat tak berdaya. "Victoria, sclama masih hidup, kelak masih ada kesempatan. Kita harus menyelamatkan nyawa dulu, itu lebih penting..."

"Sudah cukup." Victoria sangat kesal mendengar ayalınya berbicara seperti itu. Dia pun mengulurkan tangan hendak mengakhiri panggilan. Namun, pada saat ini, tiba-tiba dia teringat sesuatu, maka dia segera membuat isyarat tangan, "Bagaimana dengan Tuan Besar?"

"Hari ini, ayah pergi menjenguk Tuan Besar. Kondisinya sudah pulih dan dia ribut ingin keluar dari rumah sakit, tapi Sanjaya melarang dan memintanya untuk terus merawat kesehatan selama beberapa waktu. Ayah juga tidak berani memberitahunya mengenai kondisi di Keluarga Wallance..."

"Tidak, ayah harus memberitahunya." Victoria segera membuat isyarat tangan, "Tidak hanya harus memberitahunya, tapi juga harus membuatnya tahu bahwa Tracy datang ke rumah Keluarga Wallance untuk menbalas dendam, serta merebut anak. Hal ini menyebabkan Carla terkena racun yang sangat kuat hingga nyawanya icrancain, dan akulah yang menyelamatkan Carla dengan mempertaruhkan nyawaku, juga tinggal di rumah ini untuk melindungi Carlo..."

"Mengerti." Jonson mengerti maksudnya, "Ayah akan pergi ke ruina

"Sekarang kebahagiaanku serta masa depan Keluarga Hilton bergantung pada ayalı." Victoria membuat isyarat tangan dengan serius, "Lebih bagus jika bisa membuat Tuan Besar pulang untuk menegakkan keadilan. Dengan begitu, Tracy wanita jalang itu bisa pergi dari rumah ini."

"Mengerti!" Jonson mengangguk berulang kali, "Ayah akan segera mclakukannya. Kamu tenang saja."

Serclah mengakhiri panggilan, sudut bibir Victoria menyunggingkan senyum licik, scolah-olah kemenangan sudah berada di tangannya...

Tracy terus berada di kamar untuk menemani Carla hingga anak itu tertidur.

Naomi masuk pelan-pelan, lalu berkata dengan suara kecil, "Saya sudah mengambil beberapa barang bawaan sederhana Anda dan meletakkannya di kamar yang mereka atur. Nona makanlah sesuatu dulu, saya yang akan menjaga Nona Carla."

"Oke." Tracy menarik lengannya dengan berhati-hati, lalu menggerak-gerakkan leher dan pundak yang tertekan hingga terasa kaku. Dia terus berbaring menyamping sambil memeluk Carla, membuat tangan dan lehernya kesemutan.

"Anda sudah bekerja keras." Naomi mcmnijatnya, "Ccpat pergi makan. Hari ini, Nona belum makan dan minum apa pun. Kondisi Nona Carla sudah stabil, saya akan mengawasi di sini. Wanita itu tidak akan berani melakukan sesuatu di depan saya."

"Benar." Pada saat ini, Paula membawa masuk semangkuk burung walet, "Nona Tracy, cepat makan ini, jangan sampai gula darah Anda jadi rendah."

**Terima kasih." Tracy mengambil mangkuk itu dan mencobanya, lalu berkata, "Apa kamu sudah menghubungi Hartono? Bagaimana pencariannya terhadap Tabib Hansen?”

"Saya sudah menghubunginya." Paula berkata dengan suara kecil, "Hartono bilang, dua tahun yang lalu setelah insiden itu, Tabib Hansen meiniliki kesalahpalxman besar terhadap Presdir Daniel, jadi dia sekeluarga pindah dan memutuskan hubungan dengan keluarga Wallance. Beberapa waktu yang lalu, Presdir Daniel pergi mencari mereka, dan mereka masih menolaknya."

"Kali ini saat Hartono pergi mencari mereka, mereka sudah pindah rumah lagi. Sekarang tidak tahu ke mana mereka pindah, Hartono masih belum menemukan mereka. Namun, Hartono bilang, Windy mungkin tahu keberadaan Tabib Hansen..."

"Kamu aturlah, aku mau bertemu dengan Windy." Tracy segera berpesan.

"Baik." Paula mengangguk.

Tracy mengenakan jaket luarnya, bersiap untuk keluar. Saat membuka pintu, dia melihat Daniel yang sedang ingin mengetuk pintu.

Kedua orang itu saling memandang. Tracy tetap dingin, sedangkan tatapan Daniel malah sangat rumit, "Ayo, kita bicara."

"Oke." Tracy menatapnya dengan dingin, "Aku juga ingin bicara denganmu."

Daniel membuat gerakan tangan mempersilakan.

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report