Bab 1036

Mendengar perkataan ini, Tuan Besar menjadi goyah. Namun, dia tetap tidak tenang. "Namun. meskipun kamu menyerahkannya ke polisi, apakah sungguh bisa melindungi nyawanya?"

"Pihak kepolisian mungkin akan mengurus masalah ini dengan adil. Bagaimanapun juga, kejahatan yang dia lakukan terjadi di luar negeri, dan luar negeri tidak ada hukuman mati. Namun, jika Keluarga Moore ikut campur atau langsung masuk ke penjara untuk membunuhnya, apakah dia bisa hidup? Lebih baik bertaruh, setidaknya saat Kakek masih hidup, bisa melindungi nyawanya!"

"Kakek berpikir terlalu banyak." Daniel berkata sambil mengerutkan kening, "Sekarang hukum di dalam negeri sangat ketat, tidak ada orang yang bisa ikut campur, apalagi melakukan pembunuhan di penjara. Zaman sekarang sudah berbeda!"

Tuan Besar berpikir itu benar juga. Selama bertahun-tahun ini, dia terbiasa hidup di luar negeri, selalu mengira bahwa segala hal bisa dikontrol menggunakan kekayaan dan kekuasaan. Namun, jika dilihat sekarang. jelas tidak ada perbuatan jahat seperti ini di dalam negeri.

"Sudahlah, serahkan dia padaku dulu."

Daniel melihat jam tangannya sekilas, tidak ingin menunda lagi. Saat dia berniat membuka pintu dan turun dari mobil, tiba-tiba seorang bawahan datang melapor dengan terburu-buru, "Tuan Besar, mobil Keluarga Moore melaju kemari!"

"Apa?" Tuan Besar sangat terkejut, lalu bertanya kepada Daniel dengan emosi, "Apakah kamu..."

"Jika aku yang memberitahunya, mungkinkah aku bicara panjang lebar dengan Kakek?" Daniel mengernyit, "Cepat serahkan dia padaku. Sekarang aku masih sempat membawanya ke kantor polisi."

Tuan Besar merasa sagat dilema.

Pada saat ini, Sanjaya menasihati dengan panik, "Tuan Besar, percayalah pada Tuan Daniel. Dia tidak mungkin mencelakai Anda."

"Aih..." Tuan Besar menghela napas dengan tak berdaya, lalu menutup matanya dan membuat gerakan tangan, "Serahkan!"

Sanjaya segera membuka bagasi belakang, bersiap untuk mengeluarkan Devina, tetapi sebuah pistol malah ditodongkan ke kepalanya.

Devina menodongkan pistol ke kepala Sanjaya, pada saat bersamaan, perlahan-lahan turun dari mobil.

"Nona Devina, Tuan Muda datang untuk membantu Anda." Sanjaya mengerutkan keningnya dan membujuk baik-baik.

"Membantuku?" Devina tertawa mencibir, "Kakek memercayainya, tapi aku tidak percaya!"

"Devina, kamu benar-benar sangat bodoh."

Saat Daniel bicara, semua bawahannya menodongkan pistol ke arah Devina.

"Apakah sudah lihat? Ini yang namanya datang membantuku?" Devina berseru marah sambil menggertakkan gigi, "Daniel, anak kurang ajar, derni seorang wanita, tidak disangka kamu berani menodongkan pistol ke arah bibimu?"

"Saat kamu menculik putraku, apa kamu memikirkan bahwa kamu adalah bibiku?" Daniel menatapnya dengan dingin, "Saat kamu melukai Kiki dan membunuh bawahanku, apakah kamu memikirkan bahwa kamu adalah bibiku? Saat kamu menyuruh Linda pergi ke Thailand untuk membunuh Tracy dan Bibi Juni, apakah kamu memikirkan bahwa kamu adalah bibiku?"

"Ibu wanita itu mencelakai ayahmu." Devina membantah dengan berani, "Aku membalas dendam demi ayahmu. Aku melakukan tanggung jawabmu, kamu malah menyalahkanku?"

"Kamu bicara seolah-olah sangat terhormat..." Daniel merasa sangat lucu, "Bukankah kamu takut Keluarga Moore menyadari identitasmu, tahu bahwa kamu yang meracuninya, lalu mencarimu untuk membalas dendam, maka barulah kamu berniat membunuhnya untuk menutupi hal itu?"

Mendengar perkataan ini, terlintas sinar di mata Devina. Benar, dulu saat meracuni Tracy, dia tidak melihat penampilannya, tidak tahu bahwa dia adalah putri Bella Moore...

Awalnya, dia menyuntik Tracy menggunakan racun demi mengontrolnya, agar dia menjadi bonekanya dan membantunya merebui kembali hak waris. Kemudian, dia malah mengetahui bahwa Tracy adalah putri Bella Moore. Karena khawatir hal itu terbongkar dan ketahuan oleh Lorenzo, dia pun pergi ke Thailand untuk membunuhnya.

Hanya saja, dia tidak menyangka Linda bekerja dengan sangat payah, membuat Tracy diselamatkan oleh Keluarga Moore, serta kembali untuk membalas dendam...

"Mengingat kita berhubungan darah, barulah aku mengampuni nyawamu. Jika kamu masih berbuat bodoh, kamu sungguh mencari mati sendiri." Daniel tidak ingin banyak bicara lagi, "Segera turunkan pistolmu!"

"Seharusnya kalian yang menurunkan pistol." Devina langsung menyandera Sanjaya, sambil berseru marah, "Minggirlah, kalau tidak, aku akan menembaknya!"

Follow our Telegram channel at https://t.me/findnovelweb to receive the latest notifications about daily updated chapters.
Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report