Bab 1412
"Di dalam kamar mandi, ada obat dan barang keperluan medis Anda, jadi Nona Tracy mandi di kamar tamu." Membaca pikiran Daniel, Lily pun menjelaskan, "Nanti aku akan menyuruh orang untuk membersihkannya, sehingga nanti malam Nona Tracy bisa mandi di kamar utama."
Daniel mengangguk sambil tersenyum.
"Apa perlu menambah ranjang kecil di samping?" Perawat bertanya dengan suara kecil, "Dengan begitu, saat Nona Tracy menjaga di malam hari, dia bisa tidur di ranjang kecil, tidak akan memengaruhi istirahat Presdir Daniel, juga tidak akan mengenai lukanya."
"Benar, benar." Perawat yang lain juga setuju, "Dengan kondisi Presdir Daniel sekarang, lukanya tidak boleh disentuh. Jika tidak..."
"Omong kosong, banyak bicara."
Daniel memotong perkataan dua perawat itu, lalu memelototi mereka dengan dingin.
Kedua perawat itu terkejut hingga wajah mereka memucat, lalu buru-buru menundukkan kepala, tidak berani bicara sembarangan lagi.
"Sudah selesai memeriksa, kalian pergilah bereskan barang keperluan medis di dalam kamar mandi."
Lily adalah orang yang pengertian, sengaja menyuruh dua perawat itu keluar dari situasi sulit.
"Baik, Dokter Lily." Dua perawat itu pun masuk ke dalam kamar mandi untuk mengurus hal itu.
Lily memeriksa suhu tubuh Daniel, lalu berkata dengan suara kecil, "Sebenarnya, perkataan mereka benar. Dengan kondisi luka Anda, jika tersentuh lagi, maka akan sangat buruk... Jika tidak, tambahkan sebuah selimut di samping, jadi tidak perlu menambahkan ranjang kecil?"
"Banyak ikut campur..."
"Baik, baik."
Saat Daniel hendak menegur, Tracy sudah kembali. Baru saja selesai mandi, kulit Tracy terlihat putih bersih. bagaikan permata. Sambil memoleskan pelembap ke wajahnya, Tracy sambil berkata..
"Tadi aku masih berpikir akan tidur di sofa saat malam. Tapi, sofa itu terlalu keras, tidak nyaman untuk ditiduri. Sebenarnya, menambah satu ranjang kecil juga cukup bagus. Kamar ini begitu besar, sungguh bisa
muat."
Lily memperhatikan raut wajah Daniel, jelas terlihat tidak senang. Namun, Tracy malah tidak menyadarinya, bahkan masih memperkirakan ukuran ranjang, sambil bicara sendiri...
"Tidak masalah jika menambah sebuah ranjang ukuran 1,5 meter. Tapi, mungkin akan terlihat sedikit aneh. Dia yang sangat perfeksionis pasti tidak akan terbiasa."
"Sudahlah, aku tidur di sofa saja. Kalian tambahkan alas untukku saja. Oh ya, selimutnya harus lebih tebal, karena aku takut dingin..."
"Nona Tracy.." Melihat raut wajah Daniel semakin lama semakin masam, Lily pun buru-buru menghentikan Tracy, "Jarak sofa terlalu jauh. Jika terjadi sesuatu pada Presdir Daniel, Nona tidak akan menyadarinya. Tetap
di ranjang saja, aku akan menambahkan selimut."
"Benar juga." Setelah memikirkannya, Tracy merasa itu benar juga. Semalam jika bukan karena dia memperhatikan dengan saksama, dirinya juga tidak akan tahu bahwa Daniel sangat sering terbangun saat tengah malam.
Melihat ekspresi dingin Daniel, Tracy masih mengira baliwa pria itu tidak senang dengan dirinya, maka dia pun buru-buru menjamin, "Kamu tenang saja, malam ini aku pasti akan bersikap tenang, tidak akan menyentuhmu."
Daniel memutar bola matanya, tidak ada tenaga untuk memarahinya, juga malas lanjut bicara dengannya.
"Baiklah, diputuskan begitu saja." Melihat akhirnya raut wajah Daniel membaik, Lily pun lanjut bicara, "Nona Tracy, aku sudah menyuruh orang untuk membereskan kamar mandi. Mulai hari ini, Nona sudah bisa mandi di sini, tidak perlu pergi ke kamar tamu."
"Benarkah? Baguslah." Tracy sedang melihat ponselnya, "Aku akan menyuruh orang mengantarkan baju ganti kemari. Kemarin malam aku terus mengenakan jubah mandi, sungguh sungkan untuk turun." "Aku sudah menyuruh orang untuk menyiapkan yang baru." Lily buru-buru berkata, "Semua pakaian dan barang keperluanmu sudah disiapkan.“
"Aku tetap lebih terbiasa menggunakan barang sendiri."
Tracy pun menelepon Paula, memintanya untuk mengantarkan barang.
Di ujung telepon sana, Paula melapor, "Nona Tracy, saya terus mencoba menghubungi orang-orang yang ada di sisi Tuan Lorenzo. Hanya Kak Jeff yang sudah membalas pesan, mengatakan bahwa dia sudah menghubungi Anda. Yang lainnya tidak ada kabar."
"Aku tahu, siapkan bajuku dulu."
Sambil berbicara, Tracy sambil memeriksa pesan teks di ponselnya. Jeff mengirimkan pesan padanya, mengatakan bahwa dia sudah menghubungi Jasper, dan meminta Jasper membantunya mencari tahu keberadaan Tabib Dewa. Jasper pun sedang mengurus masalah ini...
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report