Bab 1586
"Presdir Daniel, Jika Anda dan Nona Tracy bercerai. Bagaimana dengan masalah pembagian harta?"
"Benar, Presdir Dantel. Sebelumnya ada rumor yang mengatakan bahwa Anda telah menyerahkan seluruh aset pribadi kepada Nona Tracy. Sekarang jika bercerai, bukankah ia akan menjadi Presdir Grup Wallance?"
"Presdir, apakah tiga anak itu bukan anak kandung Anda?"
"Presdir, dengar-dengar Tuan Lorenzo sudah kembali dan akan bangkit kembali. Apakah akan mempengaruhi hubungan Anda dengan Nona Tracy?"
"Presdir, apakah Anda dan Nona Tracy sudah mengurus prosedur perceraian?"
"Presdir, apakah penceraian Anda dengan Nona Tracy berhubungan dengan Tuan Victor?"
Ketika mendengar berbagai pertanyaan ini, kening Billy mulai mengerut. Cepat sekali kabar perceraiannya beredar, tampaknya ia benar-benar harus bercerai. Sammuel benar-benar penuh perhitungan, ia memperlakukan dirinya sebagai boneka wayang. Benar-benar berada di dalam kendali tangannya.
Billy mengabaikan para reporter ini, berjalan masuk ke dalam gedung dengan kening berkerut.
Para reporter itu masih ingin mengejar, namun ada satpam yang maju menghalangi mereka.
Ketika Billy masuk ke dalam lift, Winnie hendak melaporkan jadwal hari ini. Kebetulan sekali ponsel Billy berdering, ia menjawab dengan suara rendah, "Halo!"
"Aku sudah mengatur seorang sekretaris untukmu, nanti ia akan pindah ke Sky Well. Kamu aturlah." Sammuel bicara dengan nada perintah.
"Iya, baiklah."
Billy tidak punya kekuasaan untuk menolak, sekarang seluruh hidupnya berada dalam kendali Sammuel. Jika orang itu ingin ia hidup, maka ia akan hidup, jika orang itu ingin ia mati, maka ia akan mati. la sama sekali tidak punya ruang untuk menolak.
Tetapi ia tidak akan membiarkan si orang tua ini bertindak semena-mena lebih lama. Setelah ia mendapatkan aset Grup Wallance, ia baru memikirkan cara untuk menyingkirkannya.
"Masalah perceraian ditunda dulu. Setelah urusanku di sini selesai, kamu baru pergi urus prosedur perceraian."
Sammuel berpesan padanya lagi, "Sudahlah, lanjutkan kesibukanmu."
Setelah itu, ia mematikan telepon....
Billy merasa kesal, kemarin dikirimkan pengawal, sekarang dikirimkan sekretaris. Bukankah semua ini dilakukan agar ia dapat memantau dirinya? Sayangnya dirinya masih menurutinya dengan baik.
"Presdir Daniel, Anda sungguh akan berceral dengan Nona Tracy?" Winnie memberanikan diri bertanya, "Hubungan kalian begitu baik, kenapa....."
“Ini bukan hal yang bisa kamu bicarakan." Billy meliriknya dengan dingin.
Winnie menundukkan kepala dan tak berani bicara lagi. Hanya saja, begitu ia kembali ke ruangannya, ia lekas mengirim pesan kepada Tracy, menjelaskan keadaan sekarang...
Di vila sisi utara, Tracy terbangun dari mimpi buruk. la lekas bangun, mandi dan mengganti baju. Ia hendak keluar mencari Carlos dan Carles.
Paula membujuknya dari samping, "Nona Tracy, Anda jangan panik. Sekarang Kak Jeff masih belum ada kabar, bagaimana jika Anda tidur lagi sebentar? Nanti kita baru pergi setelah mendapatkan kabarnya?" "Kita tidak bisa hanya duduk menunggu dan berharap pada Jeff. Aku sendiri juga harus mencari cara."
Barusan Tracy bermimpi kedua anaknya disiksa. Hatinya tercabik-cabik, ia benar-benar sudah tidak sanggup duduk menunggu lagi.
"Tapi, sekarang Anda...." Paula baru hendak bicara, ponsel Tracy berdering. Tracy lekas menjawab panggilan itu, "Halo, Direktur Toni."
"Tracy, kamu sungguh akan bercerai dengan Presdir Daniel?"
"Cerai?" Tracy mengernyitkan kening, "Apa yang terjadi?"
"Di internet penuh dengan kabar perceraian, coba kamu lihat berita." Direktur Toni mengingatkan, "Sekarang karyawan perusahaan sedang dipindahkan dalam skala besar, ada banyak orang baru yang ditempatkan. Jika begini terus, Grup Wallance benar-benar bisa jatuh ke tangan orang lain. Cepat pikirkan cara."
"Baik, aku lihat dulu." Tracy berbicara sambil mengernyitkan kening, "Aku akan segera memikirkan cara, nanti aku hubungi Direktur Toni dan Paman Sanjaya lagi."
"Kurasa ia pun sedang diawasi orang, teleponnya tak bisa tersambung. Sekarang juga tidak ada yang bisa kulakukan. Kurasa, coba kamu hubungi Tuan Lorenzo? Minta bantuannya?"
Direktor Toni sudah tak berdaya lagi, sehingga ia meminta permintaan tak pantas ini.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report