Bab 508
Sore hari setelah meninggalkan perusahaan, Daniel langsung menuju Rumah Sakit Kasih...
Hari ini Tracy sudah lebih baikan, ia tidur nyenyak seharian di rumah sakit. Tubuhnya lemas dan wajahnya sangat pucat.
Penyakitnya tidak kambuh lagi, emosinya juga sangat stabil.
Ketika Daniel tiba di kamar pasien, Tracy sedang berdiri di samping jendela, melamun menatap hujan di luar.
Daniel berjalan mendekat secara perlahan, lalu memeluknya dari belakang.
Reaksi Tracy sangat berlebihan, ia lekas melambaikan tangan memukul Daniel, satu pukulan itu mengenai kepalanya.
"Ugh..." Ketika Tracy melihat orang itu adalah Daniel. Ia lekas menangkup wajah Daniel meminta maaf, "Maaf, maaf, aku tidak tahu kamu. Sakit, ya?"
"Untung saja tanganmu tidak sedang memegang pisau, jika tidak, darah akan muncrat ke tubuhmu."
Daniel mencubit pipinya, ia tampak tidak tahu rasa sakit.
"Maaf." Tracy sangat merasa bersalah. Ia mengusap lembut bengkak merah di kening Daniel, lalu menyadari ada luka bekas gigitan yang dalam. Luka itu masih baru dengan memar biru di sekelilingnya "Astaga, apa yang terjadi ini?" Tracy bertanya dengan cemas. "Kenapa digigit menjadi seperti ini? Siapa yang menggigitnya?"
Daniel tidak bicara, ia hanya tersenyum memandang Tracy.
"Jangan-jangan aku?" Tracy membelalakkan matanya terkejut, "Yang benar saja?"
"Semalan aku mengira kamu telah berubah menjadi vampir." Daniel menggunakan jarinya mengusap bibir Tracy, "Kamu menghisap banyak darahku!"
"Maaf....."
Tracy sangat merasa bersalah, dalam sekejap matanya memerah.
la tidak tahu dirinya telah menggila menjadi begitu mengerikan. Semalam menggigitnya seperti itu, hari ini memukul kepalanya hingga bengkak....
Kalau ini dulu, mungkin Daniel sudah mencekiknya mati.
Sekarang, kenapa temperamennya menjadi lebih baik?
"Jadi, bagaimana aku menghukummu? Hm?" Ekspresi Daniel menjadi serius dan berlagak tegas.
"Aku...." Tracy agak panik, lalu menatapnya dengan takut, "Aku salah!"
Kemudian, ia memejamkan mata dan menjulurkan leher kepadanya, "Kamu gigit aku saja!"
la ingat bahwa Daniel suka balas dendam, tidak pernah bermurah hati.
"Baiklah...." Daniel pelan-pelan mendekatinya, menggunakan giginya menggigit lehernya dengan pelan. Rasa sakit yang terasa geli itu membelai bulu lehernya, seperti aliran listrik yang menyebar ke seluruh tubuhnya...
Tracy telah menungggu beberapa lama, Daniel sungguh tidak menggigitnya, melainkan menggodanya dengan mengecup lembut bagian lehernya, pipinya, telinganya bahkan bahu dan tulang selangkanya.... Tracy mengangkat lehernya, napasnya agak terengah-engah, karena ciuman berkobar-kobar menyapu tubuhnya.
Badannya gemetar, bibir merah lembutnya mendekati Daniel menyelaraskan ciumannya....
Dalam seketika, suhu ruangan meningkat. Suasana kamar pun menjadi panas membara, seolah ada api yang sedang menyala.
Dari luar, Ryan menginstruksi Hartono yang sedang berjaga di luar pintu, "Sudah tahu harus berbuat apa?"
"Sudah, tidak membiarkan siapa pun mengganggu Tuan Daniel."
Hartono sudah terbiasa, ia tidak lagi tersipu malu seperti dulu.
Dua orang yang saling berkobar-kobar di dalam kamar, sama sekali tidak terpengaruh oleh dunia luar. Mereka memeluk satu sama lain dengan erat, seolah bersatu menjadi satu bagian.
Ketika hendak mencapai klimaks, Daniel menggigit daun telinga Tracy dan memerintah, "Peluk aku yang erat!"
Tracy memeluk erat pinggangnya dan menatapnya dengan samar-samar. Kasih sayang Daniel terpancar dari matanya. Tracy dapat merasakan cintanya yang bergelora itu.
era
Tiba-tiba ia merasa sangat terharu, sangat bahagia. Setetes air mata mengalir ke bawah, namun ditutupi dengan ciuman hangat.
"Bodoh." Daniel menciumnya, lalu berbisik di sisi telinganya, "Kita akan bahagia..."
Daniel tahu ia merasa tidak aman, tahu ia merasa gelisah, tahu ia banyak kekhawatiran. Jadi, dia ingin memberikan hal terindah kepadanya. Cinta, pernikahan, keluarga.....
Selama ia menginginkannya, Daniel akan memberikan semuanya.
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report