Bab 658
"Mungkin mereka takut aku akan membawa anak-anak pergi." Tracy berspekulasi, "Keluarga Wallanco menginginkan anak-anak, jadi mercka mengirimku pergi sejauh ini."
"Bahkan jika mereka ingin melakukan ini, anak-anak pasti tidak akan setuju." Bibi fupi tidak dapat memahaminya, "Anak-anak pasti akan merindukanmu."
"Tuan Besar memberitahu Carlos, bahwa mereka mengirimku untuk berobat, dan suatu haril manti, dia bisa memberitahu anak-anak, baliwa aku mati karena tidak bisa diobati..." Tracy tiba tiba memikirkan bal ini, dan seketika menjadi panik, "Ya, mungkin mereka akan benar-benar melakukan hal itu."
"Tidak mungkin. Aku akan menelepon Carlos."
Bibi Juni segera menclepon jam tangan pintar Carlos, dan benar saja, tidak dapat melakukan panggilan...
Dia mencoba lagi, menelpon Carles dan Carla, dan tetap tidak bisa terhubung.
Dia mencoba lagi untuk menelpon Windy dan Amanda, dan masih tetap sama, tidak bisa terhubung
Sckctika, dia menjadi panik dan bertanya dengan cemas, "Ponsel ini mungkin sudah rusak, ya?"
"Telepon ke nomor itu." Tracy inclibat ada sebotol air mineral di atas meja, dan ada nomor telepon di atas botol itu.
Bibi Juni mencoba menelepon nomor itu, dan ternyata bisa terhubung
Dia buru-buru menutup iclepon dan bertanya dengan tergesa-gesa, "Mungkinkah karena belum memasang panggilan Internasional?"I
"Ponsel bivi di mana?" tanya Tracy:
"Sejak awal sudah di ambil oleh Sanjaya." Semakin berpikir, Bibi Juni semakin marah, "Saat itu, dia bilang ingin membantuku memegangnya, aku mengira dia benar-benar hanya ingin membantuku, tapi ternyata dia membohongiku dan mengambil ponselku, Nona, Ponselmu
"Saat di acara pernikahan, aku berikan pada Windy." Tracy mengerutkan kening, "Besok kita pergi beli ponsel, dan beli nomor lokal, lalu kita coba buka panggilan internasional"
"Ya." Bibi Juni mengangguk tanpa henti. "Jangan takut, aku di sini. Aku tidak akan meninggalkan Nona, semuanya akan baik-baik saja."
Air mata Tracy jatuh, dia memeluk Bibi Juni dengan crat, menatap langit gelap di luar, hatinya penuh dengan kepanikan dan ketidakpastian tentang masa depan...
Pada saat yang sama, di Kota Bunaken
Setelah Tracy pergi, pesta pernikahan masih diadakan sesuai rencana,
Para tamu sedang menikmati hidangan makan sesuai dengan jadwal rencana yan sudah dictapkan dan mengirimkan restu untuk mereka, hanya saja mereka tidak melihat sepasang pengantin baru itu. Semua orang menghadiri pernikahan dengan perasaan penuh keraguan dan mereka akhirnya pulang satu per satu, tidak ada yang berani bertanya lebih banyak.
Hanya Paman Paul dan tamu dari pihak wanita yang dengan hati-hati bertanya tentang situasi Tracy, mereka mengatakan bahwa, mereka membawa badiah dan ingin mengirim ucapan selamat kepada Tracy dan Daniel secara langsung.
Sanjaya sccara pribadi maju untuk menghadapinya, mengatakan bahwa Tracy sakit, dan Daniel membawanya pergi ke rumah sakit.
Paman Paul sangat panik dan segera bertanya mengenai sakitnya.
Sanjaya mengatakan, hal ini tidak boleh dibocorkan ke orang lain, dan paman Paul pun tidak banyak bertanya lagi, lalu ia beranjak pergi,
Di malam hari, ketiga anak itu kembali ke rumah, berteriak-teriak ingin pergi ke rumah sakit untuk melihat mami mereka
Tuan besar menjelaskan bahwa kondisi penyakit mami mereka sangat serius dan perlu dirawat dengan tenang. Dia juga mengatakan bahwa, Papinya di rumah sakit menemani mami, jadi mereka akan sangat sibuk dalam beberapa waktu ini, dan menyuruh mereka tinggal di rumah Tuan Besar untuk sementara waktu, lalu kembali saat kondisi mami sudah lebih baik.
Ketiga anak itu teringat bahwa maminya memang sedang menjalankan pengobatan. Saat maminya kembali, kondisinya juga masih tidak terlalu baik, jadi saat ini, mereka harus patuh dan membiarkan mami berobat dengan tenang.
Kemudian, mereka mengikuti Tuan Besar pergi.
Tiba-tiba, rumah menjadi sunyi. Sciclal Daniel kembali, dia duduk sendirian di ruang tamu, memandangi rumah yang kosong. Tidak ada omelan dari Bibi Juni, tidak ada senyum lembut
Tracy, dan tidak ada suara anak-anak..!
Rumah ini, sckcuka berubah menjadi seperti bukan rumah.
Suasana hatinya sangat buruk, kemudian ia mengangkat tangannya untuk menutupi dahinya. Pikirannya dipenuhi dengan Tracy. Tracy pasti putus asa dan hancur sckarang, dia pasii penuh keraguan dan benci padanya...
"Tuan Daniel!" Thomas memanggilnya dengan pelan. "Aku mengirim orang untuk mengawasi Presdir Devina, tapi tidak ada pergerakan darinya. Setelah memberikan obat penawar dan mengambil saham Tuan Besar, dia langsung pergi, barusan dia kembali ke Negeri Elang."
Daniel mengangguk pelan dan memberikan perintah, "Terus awasi dia, jangan biarkan dia menyentuh Tracy."
"Baik." Thomas mengangguk, "Semua sudah diatur."
If you find any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report